A.LATAR BELAKANG
Manajemen sekolah akan efektif dan
efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk
mengoperasikan sekolah, kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan
karakteristik siswa, kemampuan dan komitment (tanggung jawab terhadap tugas)
tenaga kependidikan yang handal, sarana-prasarana yang memadai untuk mendukung
kegiatan belajar-mengajar, dana yang cukup untuk menggaji staf sesuai dengan
fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi. Bila salah satu hal di
atas tidak sesuai dengan yang diharapkan dan/atau tidak berfungsi sebagaimana
mestinya, maka efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah kurang optimal.
Manajemen (berbasis) sekolah, memberikan
kewenangan penuh kepada Kepala Sekolah untuk merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi komponen-komponen
pendidikan suatu sekolah, yang meliputi input siswa, kurikulum, tenaga
kependidikan, sarana-prasarana, dana, manajemen, lingkungan, dan kegiatan belajar-mengajar.
Sekolah sebagai suatu system sosial
merupakan bagian integral dari system sosial yang lebih besar, yaitu
masyarakat. Maju mundurnya sumber daya manusia (SDM) pada suatu daerah, tidak
hanya bergantung pada upaya-upaya yang dilakukan sekolah, namun sangat
bergantung kepada tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan. Semakin
tinggi tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan
semakin maju pula sumber daya manusia pada daerah tersebut. Sebaliknya, semakin
rendah tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan
semakin mundur pula sumber daya manusia pada daerah tersebut.
Oleh karena itu, masyarakat hendaknya selalu dilibatkan dalam pembangunan pendidikan di daerah. Masyarakat hendaknya ditumbuhkan merasa ikut memiliki sekolah di daerah sekitarnya. Maju-mundurnya sekolah di lingkungannya juga merupakan tanggungjawab bersama masyarakat setempat. Sehingga bukan hanya Kepala Sekolah dan Dewan Guru yang memikirkan maju mundurnya sekolah, tetapi masyarakat setempat terlibat pula memikirkannya.
Oleh karena itu, masyarakat hendaknya selalu dilibatkan dalam pembangunan pendidikan di daerah. Masyarakat hendaknya ditumbuhkan merasa ikut memiliki sekolah di daerah sekitarnya. Maju-mundurnya sekolah di lingkungannya juga merupakan tanggungjawab bersama masyarakat setempat. Sehingga bukan hanya Kepala Sekolah dan Dewan Guru yang memikirkan maju mundurnya sekolah, tetapi masyarakat setempat terlibat pula memikirkannya.
Untuk menarik simpati masyarakat
agar mereka bersedia berpartisipasi memajukan sekolah, perlu dilakukan berbagai
hal, antara lain dengan cara memberitahu masyarakat mengenai program-program
sekolah, baik program yang telah dilaksanakan, yang sedang dilaksanakan, maupun
yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat mendapat gambaran yang jelas tentang
sekolah yang bersangkutan.
B.
TUJUAN PEMBAHASAN
Setelah
membaca makalah Manajemen Sekolah
kerjasama dengan masyarakat, pembaca diharapkan
mengetahui manajemen tentang kerjasama dengan masyarakat dan nantinya
diharapkan mampu melaksanakan manajemen sekolah
kerjasama dengan masyarakat secara efektif dan efisien .
A.
Pengertian
Secara umum orang dapat mengatakan apabila terjadi
kontak, pertemuan dan lain-lain antara sekolah dengan orang di luar sekolah,
adalah kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat. Apakah ini yang dimaksud
dengan hubungan sekolah dengan masyarakat, tentunya yang dimaksudkan dalam uraian
disini tidak sesederhana pengertian tersebut.
Arthur B. Mochlan menyatakan school public
relation adalah kegiatan yang dilakukan sekolah atau sekolah untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.
Apa sebenarnya kebutuhan masyarakat terhadap
sekolah ? Masyarakat (lebih khusus lagi orang tua murid) mengirimkan
anak-anaknya ke sekolah agar mereka dapat menjadi manusia dewasa yang
bermanfaat bagi kehidupannya dan bagi masyarakat secara umum. Secara praktis
sering kita dengar para orang tua menginginkan anaknya dapat berprestasi di
sekolah (khususnya Nilai UN). Ini berarti kebutuhan masyarakat terhadap sekolah
adalah penyelenggaraan dan pelayanan proses belajar mengajar yang berkualitas
dengan out put yang berkualitas pula. Dengan tuntutan yang demikian akan
menjadi beban bagi sekolah, dengan segala keterbatasan yang dimilikinya.
Pengertian di atas memberikan isyarat kepada kita
bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat lebih banyak menekankan pada pemenuhan
kebutuhan masyarakat yang terkait dengan sekolah. Di sisi lain pengertian
tersebut di atas menggambarkan bahwa pelaksanaan hubungan masyarakat tidak
menunggu adanya permintaan masyarakat, tetapi sekolah/sekolah berusaha secara
aktif , serta mengambil inisiatif untuk melakukan berbagai aktivitas agar
tercipta hubungan dan kerjasama harmonis.
Apabila dicermati pengertian tersebut di atas,
nampaknya lebih mengarah pada pola hubungan satu arah, yaitu kemauan
sekolah/sekolah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tentang hal-hal yang
berkaitan dengan sekolah. Ini berarti pihak sekolah kurang mendapatkan balikan
dari pihak masyarakat.
Definisi yang lebih lengkap diungkapkan oleh
Bernays seperti dikutip oleh Suriansyah (2000), yang menyatakan bahwa hubungan
sekolah dengan masyarakat adalah:
1. Information
given to the public (memberikan informasi secara jelas dan lengkap kepada
masyarakat)
2. Persuasion
directed at the public, to modify attitude and action (melakukan persuasi
kepada masyarakat dalam rangka merubah sikap dan tindakan yang perlu mereka
lakukan terhadap sekolah)
3. Effort to
integrated attitudes and action of institution with its public and of public
with the institution (suatu upaya untuk menyatukan sikap dan tindakan yang
dilakukan oleh sekolah dengan sikap dan tindakan yang dilakukan oleh masyarakat
secara timbal balik, yaitu dari sekolah ke masyarakat dan dari masyarakat ke
sekolah.
Dengan memahami dua pengertian hubungan sekolah
dengan masyarakat di atas, kita dapat membuat suatu pengertian sederhana
tentang hubungan sekolah dan masyarakat sebagai suatu “proses kegiatan
menumbuhkan dan membina saling pengertian kepada masyarakat dan orang tua murid
tentang visi dan misi sekolah, program kerja sekolah, masalah-masalah yang
dihadapi serta berbagai aktivitas sekolah lainnya”.
Pengertian ini memberikan dasar bagi sekolah, bahwa
sekolah perlu memiliki visi dan misi serta program kerja yang jelas, agar
masyarakat memahami apa yang ingin dicapai oleh sekolah dan masalah/kendala
yang dihadapi sekolah dalam mencapai tujuan, melalui berbagai kegiatan yang dilakukan
oleh sekolah. Dengan demikian mereka dapat memikirkan tentang peranan apa yang
dapat dilakukan oleh masyarakat/orang tua murid dan stakeholders lainnya untuk
membantu sekolah.
Pemahaman masyarakat yang mendalam, jelas dan
konprehensip tentang sekolah merupakan salah satu faktor pendorong lahirnya
dukungan dan bantuan mereka terhadap sekolah. Hal ini sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh C.L. Brownell seperti dikutip oleh Suriansyah (2001) yang
menyatakan bahwa: Knowledge of the program is essential to understanding,
and understanding is basic to appreciation, appreciation is basic to support.
Untuk mengaplikasikan hubungan sekolah dan
masyarakat yang harmonis mak sekolah perlu melakukan kegiatan kegiatan
dalam melaksanakan manajemen peran serta masyarakat agar dapat mencapai hasil
yang diharapkan dan memberdayakan masyarakat dan stakeholders lainnya.
Dalam menjalin hubungan yang harmonis maka
sekolah harus selalu memberikan penjelasan secara periodik kepada
masyarakat tentang program-program pendidikan di sekolah, masalah-masalah yang
dihadapi dan kemajuan-kemajuan yang dapat dicapai oleh sekolah (berfungsi
sebagai akuntabilitas). Agar pemahaman program oleh masyarakat menyentuh hal
yang mendasar, maka harus dimulai dengan penjelasan tentang Visi dan Misi serta
tujuan sekolah secara keseluruhan
Apabila tercipta hubungan yang hormonis antara
sekolah dan masyarakat maka akan dapat dirasakan manfaatnya antara lain :
1.
Masyarakat/orang tua murid dan stakeholders lainnya akan mengerti dengan jelas
tentang Visi, misi, tujuan dan program kerja sekolah, kemajuan sekolah beserta
masalah-masalah yang dihadapi sekolah secara lengakap, jelas dan akurat.
2.
Masyarakat/orang tua murid dan stakeholders lainnya akan mengetahui
persoalan-persolan yang dihadapi atau mungkin dihadapi sekolah dalam mencapai
tujuan yang diinginkan sekolah.
3. Sekolah akan
mengenal secara mendalam latar belakang, keinginan dan harapan-harapan
masyarakat terhadap sekolah. Pengenalan harapan masyarakat dan orang tua murid
terhadap sekolah, khususnya sekolah merupakan unsur penting guna menumbuhkan
dukungan yang kuat dari masyarakat. Apabila hal ini tercipta, maka sikap
apatis, acuh tak acuh dan masa bodoh masyarakat akan hilang. Yang menjadi
pertanyaan adalah, sudahkah sekolah mengenal harapan masyarakat? Atau sekarang
justru sekolah memaksakan harapannya kepada masyarakat! Coba kita analisis
kondisi tersebut berdasarkan pengalaman dan penglihatan selama ini dalam
praktek penyelenggaraan pendidikan di tingkat sekolah. Apabila kita belum
melakukan hal tersebut, maka sudah saatnya mulai sekarang sekolah berbenah diri
untuk membangun kemitraan dengan masyarakat/ stakeholders untuk kemajuan
sekolah.
Apabila kondisi dia atas tercipta, para siswa
secara langsung mengetahui bahwa mereka mendapat perhatian yang besar dari
kedua belah pihak, baik pihak orang tua/masyarakat maupun pihak sekolah. Hal
ini tentunya merupakan kartu kendali bagi sekolah untuk bersikap, berperilaku
dan bertindak di luar aturan sekolah yang ada. Kendali/control yang dilakukan
bersama antara sekolah dan masyarakat secara terpadu akan memberikan ruang
sempit bagi siswa, maupun warga sekolah lainnya yang akan bertindak atau
berperilaku tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat.
Dalam kenyataan yang ditemui di lembaga-sekolah
sekarang ini nampaknya masih sedikit ditemukan pola-pola hubungan yang dapat
mendorong terciptanya keempat hal pokok di atas. Hal ini disebabkan adanya
persepsi bahwa peningkatan mutu sekolah dan peningkatan proses pembelajaran
cukup dilakukan oleh pihak sekolah atau pihak pemerintah secara sepihak.
Sedangkan pihak masyarakat dan orang tua murid cukup dimintakan bantuannya
dalam bentuk keuangan saja, atau ada semacam persepsi seolah-olah sekolah yang
bertanggung jawab dalam peningkatan mutu. Sedangkan orang tua (masyarakat)
tidak perlu terlibat dalam upaya peningkatan mutu di sekolah.
B. Tujuan Hubungan
Sekolah Dengan Masyarakat
Pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat
sebagai salah satu aktivitas yang mendapat kedudukan setara dengan kegiatan
pengajaran, pengelolaan keuangan, Pengelolaan kesiswaan dan sebagainya (ingat
substansi kegiatan management sekolah) juga harus direncanakan, dikelola dan
dievaluasi secara baik. Tanpa perencanaan dan pengelolaan serta evaluasi yang
baik, tujuan yang hakiki dari kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat tidak
akan tercapai.
Apa sebenarnya yang ingin dicapai dalam kegiatan
hubungan sekolah dengan masyarakat ?, gambaran pada pembahasan di atas sudah
memperlihatkan kepada kita tentang apa yang ingin dicapai dalam kegiatan ini.
Secara lebih lengkap Elsbree dan Mc Nelly seperti dikutip oleh Suriansyah
(2001) menyatakan bahwa kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan
untuk
1. To improve the quality of children’s learning
and growing.
2. To rise community goals and improve the
quality of community living
3. To develop understanding, enthusiasm and
support for community program of public educations
Dari pendapat ini terlihat bahwa yang ingin dicapai
dalam kegiatan hubungan sekolah dengan
masyarakat ini tidak hanya sekedar mendapat bantuan
keuangan dari orang tua murid/masyarakat, tetapi lebih jauh dari hal
tersebut yaitu pengembangan kemampuan belajar anak dan peningkatan kualitas
kehidupan masyarakat, yang pada akhirnya dapat menumbuhkan dukungan mereka akan
pendidikan.
Sebagai bahan perbandingan, anda dapat mempelajari
tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat yang dikemukakan oleh L.Hagman
sebagai berikut:
1. Untuk
memperoleh bantuan dari orang tua murid/masyarakat, Bantuan apa? Ingat
bantuan ini bukan hanya sekedar uang! Untuk melaporkan perkembangan dan
kemajuan, masalah dan prestasi-prestasi yang dapat dicapai sekolah. Kapan
sebenarnya laporan ini perlu dilakukan oleh pihak sekolah ?
2. Untuk
memajukan program pendidikan.
3. Untuk
mengembangkan kebersamaan dan kerjasama yang erat, sehingga segala permasalahan
dan lain-lain dapat dilakukan secara bersama dan dalam waktu yang tepat.
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa hubungan sekolah/sekolah dengan masyarakat sebenarnya bertujuan untuk
meningkatkan:
1. Kualitas
lulusan sekolah dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor hanya akan
dapat tercipta melalui proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.
Proses pembelajaran yang berkualitas akan dapat dicapai apabila didukung oleh
berbagai pihak termasuk orang tua murid/masyarakat.
2. Kualitas
belajar siswa akan tercapai apabila terjadi kebersamaan persepsi dan tindakan
antara sekolah, masyarakat dan orang tua siswa. Kebersamaan ini terutama dalam
memberikan arahan, bimbingan dan pengawasan pada anak/murid dalam belajar.
Karena itu peningkatan kemitraan sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat
merupakan prasyarat yang tidak dapat ditinggalkan dalam konteks peningkatan
mutu hasil belajar.
3. Kualitas
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik serta kualitas masyarakat (orang tua
murid) itu sendiri. Kualitas masyarakat akan dapat dibangun melalui proses
pendidikan dan hasil pendidikan yang handal. Lulusan yang berkualitas merupakan
modal utama dalam membangun kualitas masyarakat di masa depan.
C.Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Hubungan Sekolah
Dengan Masyarakat
Apabila kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat
ingin berhasil mencapai sasaran, baik dalam arti sasaran masyarakat/orang tua
yang dapat diajak kerjasama maupun sasaran hasil yang diinginkan, maka beberapa
prinsip-prinsip pelaksanaan di bawah ini harus menjadi pertimbangan dan
perhatian. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam
pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Integrity
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan
hubungan sekolah dengan masyarakat harus terpadu, dalam arti apa yang
dijelaskan, disampaikan dan disuguhkan kepada masyarakat harus informasi yang
terpadu antara informasi kegiatan akademik maupun informasi kegiatan yang
bersifat non akademik.
2. Continuity
Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan
sekolah dengan masyarakat, harus dilakukan secara terus menerus. Jadi
pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat jangan hanya dilakukan secara
insedental atau sewaktu-waktu, misalnya hanya sekali dalam satu tahun atau
sekali dalam satu semester/caturwulan, atau hanya dilakukan oleh sekolah pada
saat akan meminta bantuan keuangan kepada orang tua /masyarakat.
3. Coverage
Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh
dan mencakup semua aspek, factor atau substansi yang perlu disampaikan dan
diketahui oleh masyarakat, misalnya program ekstra kurikuler, kegiatan
kurikuler, remedial teaching dan lain-lain kegiatan.
4. Simplicity
Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan
sekolah dengan masyarakat yang dilakukan baik komunikasi personal maupun
komunikasi kelompok pihak pemberi informasi (sekolah) dapat
menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat. Informasi
yang disajikan kepada masyarakat melalui pertemuan langsung maupun
melalui media hendaknya disajikan dalam bentuk sederhana sesuai dengan kondisi
dan karakteristik masyarakat.
5. Constructiveness
Program hubungan sekolah dengan masyarakat
hendaknya konstruktif dalam arti sekolah memberikan informasi yang
konstruktif kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan memberikan
respon hal-hal positif tentang sekolah serta mengerti dan memahami secara
detail berbagai masalah yang dihadapi sekolah.
6. Penyesuaian
(Adaptability)
Program hubungan sekolah dengan masyarakat
hendaknya disesuaikan dengan keadaan di dalam lingkungan masyarakat tersebut.
Penyesuaian dalam hal ini termasuk penyesuaian terhadap aktivitas, kebiasaan,
budaya (culture) dan bahan informasi yang ada dan berlaku di dalam
kehidupan masyarakat.
D.
Ruang lingkup
Ruang lingkup manajemen kerjasama dengan masyarakat ini dapat dilahat dari
adanya tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan:
§ Komite
sekolah
§ Pelaksanaan
program-program sekolah.
§ Pengawasan
program-program sekolah.
§
Pengevaluasian program-program sekolah, serta
kegiatan lainnya.
Hubungan Sekolah dengan
Orang Tua Murid
§ Mengadakan
pertemuan antara pihak sekolah dengan wali murid.
§ Pihak
sekolah mengunjungi orangtua.
§ Pihak
sekolah mengirim surat ke orangtua siswa.
§ Melibatkan
orang tua siswa dalam hal:
-merencanakan kurikulum.
-Kegiatan ekstrakurikuler dan lain-lain
-merencanakan kurikulum.
-Kegiatan ekstrakurikuler dan lain-lain
Hubungan
Guru Dengan Masyarakat
§
Guru dapat menjadi sponsor pada kegiatan yang
menguntungkan seperti kegiatan pengumpulan dana bagi masyarakat yang tertimpa
musibah.
§ Ikut
berpartisipasi bersama masyarakat untuk kerja bakti bersih-bersih lingkungan
atau membuat perpustakaan keliling.
§ Mengmbangkan
sebuah kegiatan yang untuk para sesepuh yang ada dilingkungan persekolahan dan
lain-lain.
C. Prosedur
Pelaksanaan Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat
Prosedur pelaksanaan hubungan sekolah dengan
masyarakat dilaksanakan melalui 4 tahap berikut ini:
1.Menganalisis masyarakat
Kegiatan pertama dalam pelaksanaan manajemen peran
serta masyarakat adalah menganalisis masyarakat yaitu yang berkaitan dengan
sasaran masyarakat, kondisi, karakter, kebutuhan dan keinginan masyarakat akan
pendidikan, problem yang dihadapi masyarakat serta aspek-aspek kehidupan
masyarakat lainnya seperti kebiasaan, sikap, religius dan sebagainya.
2.Mengadakan komunikasi
Tahap kedua dalam mengadakan hubungan sekolah
dengan masyarakat adalah mengadakan komunikasi dengan masyarakat sasaran.
3.Melibatkan Masyarakat
Melibatkan masyarakat bukan hanya sekedar
menyampaikan pesan tapi lebih dari itu menuntut partisipasi aktif masyarakat
dalam berbagai kegiatan dan program sekolah.
Demikianlah gambaran singkat bagaimana memanaj
hubungan sekolah dan masyarakat, apabila kepala sekolah dapat melakukan
huibungan harmonis antara sekolah dan masyarakat maka akan terciptalah
iklim organisasi yang kondusif antara sekolah dan masyarakat dan finalisasi
dari itu adalah akan terwujudnya kualitas pembelajaran yang efektif dan
efisien.
KESIMPULAN
Jadi, kesimpulan dari manajemen kerjasama dengan
masyarakat adalah bagaimana terciptanya suatu hubungan/relationship yang baik
antara pihak sekolah dengan pihak masyarakat dalam setiap kegiatan dan program
yang ada di sekolah tersebut. Sekolah yang tidak mampu melaksanakan manajemen
ini secara baik lama kelamaan secara perlahan namun pasti akan mati dan
ditinggalkan oleh masyarakat sebab sekolah tersebut dianggap tidak sehat dan
sudah tidak relevan lagi dengan keinginan masyarakat. Jadi kunci dari adanya
manajemen ini ialah suatu komunikasi yang baik yang harus terjalin antar
komponen sekolah dan masyarakat sehingga tujuan sekolah dan keinginan
masyarakat dapat berjalan beriringan dan menciptakan suatu tatanan sekolah yang
benar-benar mencerminkan kualitas dari manajemen berbasis sekolah dengan sistem
terbuka
Daftar
Pustaka
Ahmad Suriansyah, (2001). Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat. Diktat
Bahan Kuliah pada Program Studi Administrai Pendidikan, FKIP Unlam.
Banjarmasin: FKIP UnlamAhmad Suriansyah., Amka. (2002). Panduan Manajemen Berbasis Sekolah Di Kalimantan Selatan. Banjarmasin: Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Selatan.
Bambang Siswanto. (1992). Humas, Teori dan Praktek. Jakarta: Bina Aksara
Torsten Husen. (1988). Masyarakat Belajar. Jakarta: Pusat Antar Universitas Terbuka bekerjasama dengan CV. Rajawali Pers.
Triguno, (1977). Budaya Kerja. Jakarta: PT. Golden Terayon Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar