Materi ini sering sekali di tanyakan oleh para siswa, karena materi ini muncul dalam Kompetensi dasar Mate pelajaran Prodiuk Kreatif dan Kewirausahaan. yaitu KD.3.7 Menganalisis biaya produksi contoh produk barang/jasa. Berikut ulasan materinya. dan KD 4.7 Menghitung biaya produksi contoh produk barang/jasa.
Biaya
Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan prses sebuah produksi baik barang maupun jasa. Menurut ilmu ekonomi biaya dibagi menjadi dua yaitu:
Klasifikasi Biaya
Menurut Mulyadi (2009:13-16) adalah sebagai berikut:
Biaya Produksi adalah akumulasi seluruh biaya yang dibutuhkan dalam proses sebuah produksi dengan tujuan menghasilkan sebuah produk atau jasa. biaya produksi ini diperlukan untuk mendukung proses pengolahan bahan baku menjadi produk yang siap untuk di pasarkan.
Biaya produksi adalah keseluruhan biaya produksi ekonomi yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi suatu barang. Biaya produksi ini mempunyai definsi yang berbeda dengan biaya operasional.
Biaya operasional adalah biaya atau pengeluaran oleh suatu perusahaan untuk mendukung sistem kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Biaya Non Produksi
Biaya non produksi merupakan biaya yang erat kaitannya dengan fungsi pengembangan, pemasaran / distribusi, layanan pelanggan, desain maupun administrasi pada umumnya.
Biaya bahan baku
Biaya produksi langsung yang dikeluarkan untuk membuat sebuah produk atau memastikan jasa bisa tersampaikan dengan baik ke tangan konsumen. Misal, untuk perusahaan Pakaian, alokasi biaya bahan baku yang diperlukan adalah bahan baku Benang, kain dan lainnya. Selain itu, packaging hasil pakaian juga harus masuk dalam hitungan.
Biaya tenaga kerja
Kompensasi berupa gaji, diberikan kepada tenaga kerja yang terlibat proses produksi. Tak hanya gaji, tunjangan dan asuransi (bila ada) juga perlu dimasukkan dalam parameter ini.
Bila usaha dilakukan sendiri(Usaha Kecil) maka biaya tenaga kerja dihitung dari kebutuhan kita pada saat melakukan proses produksi. misalkan makan, uang bensin bahkan ongkos jika dikerjakan oleh orang lain.
Biaya overhead pabrik
Biaya produksi selain biaya tenaga kerja dan bahan baku, namun diperlukan untuk membuat sebuah produk yang mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Contoh biaya overhead yang tidak langsung adalah listrik, kertas, dan hal lainnya yang sulit dilacak dalam proses produksi.
Selain itu, ada juga biaya overhead yang tidak langsung seperti petugas keamanan gudang, kurir, hingga pengawas di pabrik. Biaya overhead lainnya adalah sewa gedung, penurunan atau kerusakan mesin, dan tak lupa asuransi.
Contoh perhitungan Biaya Produksi
Misalnya, PT. Maju Bersama yang bergerak di bidang pembuatan Bucket Excavator PC 200. Dalam satu bulan, mereka memproduksi 5.000 produk Bucket yang dipasarkan di 2 store dan e-commerce (online).
Untuk memproduksi 5.000 produk Bucket, mereka memerlukan:
Walaupun biaya ini tetap dan konstan bukan berarti bahwa biaya ini tidak akan berubah di masa depan. Biaya ini cenderung dapat tidak dapat diubah dalam jangka pendek.
Contohnya : jika perusahaan Anda menjalankan bisnis di sebuah gedung sewaan. Biaya penyewaan gedung tersebut akan ditagih kepada Anda, terlepas dari apakah Anda menghasilkan banyak output atau Anda tidak menghasilkan apa-apa.
jadi ini adalah biaya yang konstan selama periode sampai perpanjangan penyewaan gedung tersebut yang harganya akan meningkat atau menurun.
Biaya tetap akan sama secara total tetapi perubahan terjadi dalam setiap unitnya.
Untuk menjelaskan ini, berikut adalah contohnya :
Jika biaya tetap adalah 10 juta rupiah dan output yang dihasilkan pada kuartal pertama, kedua, dan ketiga adalah 4000, 5000 dan 3000 unit.
Sekarang dalam situasi ini, yang Anda lihat adalah total biaya tetap tidak berubah dalam tiga periode peroduksi, Dari kasus di atas dapat disimpulkan bahwa
Biaya per-unit pada kuartal pertama adalah Rp 10.000.000/4000 unit, yaitu Rp. 2500
Kuartal kedua itu adalah Rp 10.000.000/5.000 unit, yaitu Rp 2000 dan
Di kuartal ketiga itu adalah Rp 10.000.000/3000 unit, yaitu Rp 3333
Ada dua jenis biaya tetap yaitu:
Committed Fixed Cost
Discretionary Fixed Cost
1. Committed Costs
Commited cost atau biaya komitmen adalah biaya yang wajib dan harus dikeluarkan. biaya ini seperti biaya sewa bangunan, biaya pabrik atau peralatan yang perannya penting dalam menyediakan fasilitas produksi. Penyusutan, asuransi, sewa, properti, pajak, juga termasuk contoh dari committed costs. Karena biasanya setelah melakukan pembelian, pabrik atau peralatan produksi dengan sendirinya akan terdepresiasi.
Biaya-biaya ini disebut biaya berkomitmen karena mereka berkomitmen untuk biaya tersebut untuk jangka waktu lama. Terkadang committed cost diabaikan untuk keputusan jangka pendek. Namun harus tetap diingat bahwa biaya depresiasi tetap akan berkurang.
2.discretionary fixed cost
atau biaya tetap diskresioner adalah pengeluaran untuk biaya pada periode tertentu atau aset tetap, yang dapat dihilangkan atau dikurangi tanpa berdampak langsung pada laba yang didapatkan dari suatu bisnis. Terkadang dalam suatu bisnis tidak banyak pengeluaran untuk Discretionary fixed cost atau biaya tetap dikrisioner, tetapi nilai dari biayan ini biasanya bisa sangat besar, sehingga patut ditinjau ulang oleh manajemen.
Membatasi pengeluaran yang sebenarnya penting pada akhirnya akan berdampak negatif terhadap daya saing bisnis. Apalagi jika dibatasi dalam jangka waktu yang panjang. Maka dari itu, pengurangan biaya ini biasanya hanya akan dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, seperti beberapa berbulan-bulan sampai setahun. Pada akhirnya, bisnis perlu memperbarui pengeluaran ini, dan mungkin harus melakukan peningkatan pengeluaran di masa depan untuk menutupi kekurangan di masa lalu.
Dengan demikian, manajemen lebih mungkin untuk memangkas biaya diskresioner hanya ketika sebuah perusahaan menghadapi kekurangan kas jangka pendek, dan akan kembali mengimprovisasi bisnis segera setelah arus kas membaik.
terus menerus mengurangi jenis biaya ini pada akhirnya akan mengalami penurunan kesadaran merek, penggantian produk yang kualitasnya lebih buruk, dan/atau penurunan efektivitas karyawan, tergantung pada jenis pengeluaran yang dikurangi. Jadi kesimpulannya, meskipun biaya-biaya ini diklasifikasikan sebagai biaya diskresioner, biaya ini harus dikurangi ketika benar-benar diperlukan untuk melakukannya.
Berikut ini dapat dianggap biaya tetap diskresioner:
Biaya ini bervariasi dengan variasi volume, yaitu ketika ada peningkatan dalam produksi, biaya variabel ini juga akan meningkat secara proporsional dengan persentase yang sama, jadi ketika tidak ada produksi maka tidak akan ada biaya ini .
Jadi bisa dibilang bahwa biaya ini berbanding lurus dengan unit yang diproduksi oleh perusahaan.
Besaran biaya variabel tetap sama dalam setiap unitnya, tetapi akan mengakibatkan perubahan total pada setiap biaya.
Contohnya adalah :
ketika biaya variabel adalah Rp. 600 per unit dan output yang dihasilkan pada kuartal pertama, kedua dan ketiga adalah 5000, 6000 dan 4000 unit.
Dari kasus diatas, bisa diperhatikan bahwa tingkat output berubah di semua periode produksi sehingga biaya variabel juga akan berubah, tetapi hanya dalam jumlah total, tidak dalam harga satuan.
Jadi biaya variabel pada masing-masing kuartal adalah :
Biaya
Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan prses sebuah produksi baik barang maupun jasa. Menurut ilmu ekonomi biaya dibagi menjadi dua yaitu:
- Biaya Eksplisit adalah biaya yang terlihat secara fisik seperti uang.
- Biaya Implisit adalah biaya yang tidak terlihat langsung seperti misalnya penyusutan barang, mesin yang digunakan.
Klasifikasi Biaya
Menurut Mulyadi (2009:13-16) adalah sebagai berikut:
- Biaya menurut objek pengeluaran dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran sehubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”.
- Biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur biaya dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok: biaya prosuksi, biaya pemasaran, serta biaya administrasi atau umum.
- Biaya menurut hubungan biaya dengan suatu yang dibiayai dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dibagi mejadi 2 golongan:
- Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya suatu yang dibiayai. Dengan demikian dengan mudah diindentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai.
- Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya ini tidak mudah diidentifikaikan denga produk tertentu.
- Biaya menurut perilakunya dalam hubungnnya dengan perubahan volume penjualan. Biaya dapat digolongkan menjadi 4:
- Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berupa sebanding dengan perubahan volume kegiatan
- Biaya semivariabel. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
- Biaya semifixed. Biaya semifixed adalah biaya yang tepat untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah engan tujuan dengan jumlah konstanta pada volume produksi tertentu.
- Biaya fix / tetap. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu.
- Biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya. Biaya ini dapat dibagi menjadi 2:
- Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
- Pengeluaran pendapat adalah biaya yag mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.
Biaya Produksi adalah akumulasi seluruh biaya yang dibutuhkan dalam proses sebuah produksi dengan tujuan menghasilkan sebuah produk atau jasa. biaya produksi ini diperlukan untuk mendukung proses pengolahan bahan baku menjadi produk yang siap untuk di pasarkan.
Biaya produksi adalah keseluruhan biaya produksi ekonomi yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi suatu barang. Biaya produksi ini mempunyai definsi yang berbeda dengan biaya operasional.
Biaya operasional adalah biaya atau pengeluaran oleh suatu perusahaan untuk mendukung sistem kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Biaya Non Produksi
Biaya non produksi merupakan biaya yang erat kaitannya dengan fungsi pengembangan, pemasaran / distribusi, layanan pelanggan, desain maupun administrasi pada umumnya.
Menurut ilmu ekonomi, biaya non produksi dapat dibagi kedalam dua kategori yakni:
- Pertama Adalah biaya penjualan yang melingkupi tentang biaya pemasaran / distribusi, dan pelayanan kepada pelanggan.
- kedua adalah mengenai administrasi yang melingkupi biaya pengembangan, adminitrasi umum dan pengembangan.
Cara Menghitung Biaya Produksi
Tiga elemen biaya produksi :
Tiga elemen biaya produksi :
Biaya bahan baku
Biaya produksi langsung yang dikeluarkan untuk membuat sebuah produk atau memastikan jasa bisa tersampaikan dengan baik ke tangan konsumen. Misal, untuk perusahaan Pakaian, alokasi biaya bahan baku yang diperlukan adalah bahan baku Benang, kain dan lainnya. Selain itu, packaging hasil pakaian juga harus masuk dalam hitungan.
Biaya tenaga kerja
Kompensasi berupa gaji, diberikan kepada tenaga kerja yang terlibat proses produksi. Tak hanya gaji, tunjangan dan asuransi (bila ada) juga perlu dimasukkan dalam parameter ini.
Bila usaha dilakukan sendiri(Usaha Kecil) maka biaya tenaga kerja dihitung dari kebutuhan kita pada saat melakukan proses produksi. misalkan makan, uang bensin bahkan ongkos jika dikerjakan oleh orang lain.
Biaya overhead pabrik
Biaya produksi selain biaya tenaga kerja dan bahan baku, namun diperlukan untuk membuat sebuah produk yang mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Contoh biaya overhead yang tidak langsung adalah listrik, kertas, dan hal lainnya yang sulit dilacak dalam proses produksi.
Selain itu, ada juga biaya overhead yang tidak langsung seperti petugas keamanan gudang, kurir, hingga pengawas di pabrik. Biaya overhead lainnya adalah sewa gedung, penurunan atau kerusakan mesin, dan tak lupa asuransi.
Rumus menghitung biaya produksi:
Biaya material langsung + biaya tenaga kerja langsung + biaya tenaga kerja tidak langsung + biaya overhead pabrik
Contoh perhitungan Biaya Produksi
Misalnya, PT. Maju Bersama yang bergerak di bidang pembuatan Bucket Excavator PC 200. Dalam satu bulan, mereka memproduksi 5.000 produk Bucket yang dipasarkan di 2 store dan e-commerce (online).
Untuk memproduksi 5.000 produk Bucket, mereka memerlukan:
- Rp700.000.000 untuk bahan baku
- Rp300.000.000 untuk gaji pegawai
- Rp15.000.000 untuk Pengiklanan
- Rp10.000.000 untuk launching produk mengundang media
- Rp10.000.000 untuk bandwith kuota internet
- Rp50.000.000 untuk transport produk ke 2 store
- Rp35.000.000 untuk packaging pengiriman
- Rp20.000.000 untuk pengeluaran di gudang penyimpanan
Artinya, Biaya Produksinya adalah Rp 1.140.000.000.
Biaya Tetap
Biaya yang tetap konstan pada berbagai tingkat output yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dikenal sebagai biaya tetap. Biaya ini tidak terpengaruh oleh fluktuasi sesaat dalam tingkat aktivitas organisasi (Aktifitas Produksi barang/jasa).
Biaya Tetap
Biaya yang tetap konstan pada berbagai tingkat output yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dikenal sebagai biaya tetap. Biaya ini tidak terpengaruh oleh fluktuasi sesaat dalam tingkat aktivitas organisasi (Aktifitas Produksi barang/jasa).
Walaupun biaya ini tetap dan konstan bukan berarti bahwa biaya ini tidak akan berubah di masa depan. Biaya ini cenderung dapat tidak dapat diubah dalam jangka pendek.
Contohnya : jika perusahaan Anda menjalankan bisnis di sebuah gedung sewaan. Biaya penyewaan gedung tersebut akan ditagih kepada Anda, terlepas dari apakah Anda menghasilkan banyak output atau Anda tidak menghasilkan apa-apa.
jadi ini adalah biaya yang konstan selama periode sampai perpanjangan penyewaan gedung tersebut yang harganya akan meningkat atau menurun.
Biaya tetap akan sama secara total tetapi perubahan terjadi dalam setiap unitnya.
Untuk menjelaskan ini, berikut adalah contohnya :
Jika biaya tetap adalah 10 juta rupiah dan output yang dihasilkan pada kuartal pertama, kedua, dan ketiga adalah 4000, 5000 dan 3000 unit.
Sekarang dalam situasi ini, yang Anda lihat adalah total biaya tetap tidak berubah dalam tiga periode peroduksi, Dari kasus di atas dapat disimpulkan bahwa
Biaya per-unit pada kuartal pertama adalah Rp 10.000.000/4000 unit, yaitu Rp. 2500
Kuartal kedua itu adalah Rp 10.000.000/5.000 unit, yaitu Rp 2000 dan
Di kuartal ketiga itu adalah Rp 10.000.000/3000 unit, yaitu Rp 3333
Ada dua jenis biaya tetap yaitu:
Committed Fixed Cost
Discretionary Fixed Cost
1. Committed Costs
Commited cost atau biaya komitmen adalah biaya yang wajib dan harus dikeluarkan. biaya ini seperti biaya sewa bangunan, biaya pabrik atau peralatan yang perannya penting dalam menyediakan fasilitas produksi. Penyusutan, asuransi, sewa, properti, pajak, juga termasuk contoh dari committed costs. Karena biasanya setelah melakukan pembelian, pabrik atau peralatan produksi dengan sendirinya akan terdepresiasi.
Biaya-biaya ini disebut biaya berkomitmen karena mereka berkomitmen untuk biaya tersebut untuk jangka waktu lama. Terkadang committed cost diabaikan untuk keputusan jangka pendek. Namun harus tetap diingat bahwa biaya depresiasi tetap akan berkurang.
2.discretionary fixed cost
atau biaya tetap diskresioner adalah pengeluaran untuk biaya pada periode tertentu atau aset tetap, yang dapat dihilangkan atau dikurangi tanpa berdampak langsung pada laba yang didapatkan dari suatu bisnis. Terkadang dalam suatu bisnis tidak banyak pengeluaran untuk Discretionary fixed cost atau biaya tetap dikrisioner, tetapi nilai dari biayan ini biasanya bisa sangat besar, sehingga patut ditinjau ulang oleh manajemen.
Membatasi pengeluaran yang sebenarnya penting pada akhirnya akan berdampak negatif terhadap daya saing bisnis. Apalagi jika dibatasi dalam jangka waktu yang panjang. Maka dari itu, pengurangan biaya ini biasanya hanya akan dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, seperti beberapa berbulan-bulan sampai setahun. Pada akhirnya, bisnis perlu memperbarui pengeluaran ini, dan mungkin harus melakukan peningkatan pengeluaran di masa depan untuk menutupi kekurangan di masa lalu.
Dengan demikian, manajemen lebih mungkin untuk memangkas biaya diskresioner hanya ketika sebuah perusahaan menghadapi kekurangan kas jangka pendek, dan akan kembali mengimprovisasi bisnis segera setelah arus kas membaik.
terus menerus mengurangi jenis biaya ini pada akhirnya akan mengalami penurunan kesadaran merek, penggantian produk yang kualitasnya lebih buruk, dan/atau penurunan efektivitas karyawan, tergantung pada jenis pengeluaran yang dikurangi. Jadi kesimpulannya, meskipun biaya-biaya ini diklasifikasikan sebagai biaya diskresioner, biaya ini harus dikurangi ketika benar-benar diperlukan untuk melakukannya.
Berikut ini dapat dianggap biaya tetap diskresioner:
- Kampanye iklan
- Pelatihan karyawan
- Hubungan Investor
- Hubungan Masyarakat
- Kegiatan penelitian dan pengembangan untuk produk tertentu
Biaya Variabel
Biaya yang berubah dengan perubahan kuantitas output yang dihasilkan dikenal sebagai Biaya Variabel. Biaya ini secara langsung dipengaruhi oleh fluktuasi tingkat aktivitas perusahaan.Biaya ini bervariasi dengan variasi volume, yaitu ketika ada peningkatan dalam produksi, biaya variabel ini juga akan meningkat secara proporsional dengan persentase yang sama, jadi ketika tidak ada produksi maka tidak akan ada biaya ini .
Jadi bisa dibilang bahwa biaya ini berbanding lurus dengan unit yang diproduksi oleh perusahaan.
Besaran biaya variabel tetap sama dalam setiap unitnya, tetapi akan mengakibatkan perubahan total pada setiap biaya.
Contohnya adalah :
ketika biaya variabel adalah Rp. 600 per unit dan output yang dihasilkan pada kuartal pertama, kedua dan ketiga adalah 5000, 6000 dan 4000 unit.
Dari kasus diatas, bisa diperhatikan bahwa tingkat output berubah di semua periode produksi sehingga biaya variabel juga akan berubah, tetapi hanya dalam jumlah total, tidak dalam harga satuan.
Jadi biaya variabel pada masing-masing kuartal adalah :
- Kuartal pertama 5000 x 600 = Rp. 3.000.000,
- Kuartal kedua akan menjadi 6000 x 6oo = Rp. 3.600.000
- Kuartal ketiga adalah 4000 x 600 = Rp. 2.400.000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar