Sabtu, 24 November 2012

Unit Pembasahan (Dampening Unit)


Kita telah ketahui bahwa acuan cetaknya, dimana bagian image dan non image tingginya datar dan menggunakan prinsip tolak menolak antara air dan tinta. Oleh karena itu unit pembasah menjadi mutlak adanya untuk memberikan pembasahan pada bagian non image agar dapat menolak tinta dengan demikian fungsi rol-rol pembasah adalah menjaga agar bagian non image pada pelat selalu dalam keadaan lembab sehingga penolakan tinta tetap berlangsung dengan baik. Agar pelembaban sempurna maka air pembasah masih ditambah lagi dengan bahan kimia penolong. Kalau kita amati tidak hanya tinta yang dialihkan ke kertas tetapi juga air pembasah secara awam air memang tidak terlihat tetapi secara teknis dapat dibuktikan bahwa air yang ada pada pelat juga dialihkan ke kain karet dan selanjutnya ke permukaan kertas dengan demikian berlangsung pula proses pemisahan antara air dengan tinta secara terus menerus pada permukaan pelat sesuai dengan fungsinya masing-masing. Tetapi ada kemungkinan pembagian tugas antara air dan tinta tidak berlangsung yang semestinya, ini karena dua macam zat yang berbeda itu cenderung saling mempengaruhi, apalagi bila perbandingan keduanya tidak seimbang. Gejala ini dapat dilihat antara lain terjadinya noda-noda pada bagian non image atau adanya lapisan warna tipis yang terapung pada permukaan air di bak air pembasah. Sebaliknya sering terjadi hasil cetak kelabu (pucat) warnanya akibat jumlah air pembasah berlebihan.
Untuk mendapatkan hasil cetak yang baik, dalam arti ketebalan tinta cukup dan warnanya stabil maka harus diupayakan agar keseimbangan penggunaan air pembasah dan tinta terkontrol dengan baik.
3.1. Pemberian air pembasah yang baik ditentukan oleh beberapa factor diantaranya sebagai berikut :
a.       Nilai PH air pembasah antara 5 sampai 6
b.      Penyetelan unit pembasah
c.       Cara kerja sistem pembasah
d.      Suhu air pembasah
e.       Sifat kertas yang dicetak
f.       Jenis tinta yang digunakan
g.      Bahan kimia penolong

Sistem pembasahan
Sistem pembasahan sampai saat ini sudah berkembang sedemikian pesatnya sesuai dengan perkembangan teknologi pada saat ini namun yang akan dibahas dibawah ini adalah yang paling banyak digunakan, diantaranya adalah :

Sistem Pembasahan Aquamatic.
Sistem pembasahan ini menggunakan rol karet yang tidak dilapisi kain molleton, sehingga air seakan-akan tercampur dengan tinta. Antara rol air dan rol tinta berhubungan. Yaitu rol hantar tinta juga berfungsi sebagai rol hantar air. Tinta dan air bertemu bersama-sama di rol distribusi dimana pada rol ini ada dua tugas yaitu menampung air dan tinta sekaligus (ada dua lapisan yaitu tinta dan air). Banyaknya air pembasah diatur dengan besarnya celah antara rol bak air dan rol selanjutnya.

Sistem Pembasahan Konvensional 
Pada sistem pembasahan konvensional menggunakan rol karet yang dilapisi kain molleton dan konstruksi rol-rolnya dibuat tersendiri tidak ada hubungan langsung dengan rol tinta. Susunan rol unit pembasahannya sebagai berikut :
1.      Rol bak air
2.      Rol jilat air
3.      Rol distribusi
4.      Rol acuan air (rol form)
5.      Acuan/silinder pelat


Sistem Pembasahan Alkohol
Sistem pembasahan alkohol merupakan penyempurnaan dan pengembangan dari sistem pembasah konvensional dan sistem pembasah aquamatic.
Sistem alkohol dibagi menjadi dua pengembangannya yaitu :

1                   Sistem Konvensional Alkohol
Sistem ini rol pembasah sama pada sistem konvensional tetapi dilengkapi dengan sistem sirkulasi dan pendingin sehingga alcohol IPA yang digunanakan tidak mudah menguap. Sistem ini bisa dikembangkan pada mesin-mesin kecil.

      Continous Dampening System (Alkohol)
Pada sistem ini merupakan sisitem pembasah yang dikembangkan pada mesin offset besar, sebagai upaya untuk mengurangi lamanya waktu yang digunakan untuk tercapainya keseimbangan air pembasah dan tinta. Pada sistem ini rol acuan pembasah tidak menggunakan kain molleton. Dikatakan continous karena pada sistem ini rol-rol pembasah dan tinta berhubungan menjadi satu kesatuan yang dihubungkan oleh rol jembatan (bridge rol) dan tidak ada rol jilat pembasah. Hubungan ini terus menerus (continous) berfungsi selama pencetakan berlangsung.
Setiap pabrik mesin cetak mengembangkan sendiri-sendiri sistem ini dan hasil rekayasa pabrik tersebut diberi nama menurut pembuatnya, sebagai contoh misalnya
1.      Alcolor : Nama sistem continous mesin Heidelberg
2.      Komorimatic: Nama sistem continous mesin komori
3.      Rollandmatic : Nama sistem continous mesin Rolland
4.      Aldas : Nama sistem continous mesin Hashimoto



      System Pembasahan Turbo/Centrifugal Spray Alcohol


Pada sistem ini menggunakan nozzle penyemprot (spray nozzle) yang disemprotkan ke rol distribusi dan selanjutnya ke rol penghalus air pembasah, baru kemudian ke rol form pembasah.
Pengaturan air pembasah dilakukan pada besar kecilnya air pembasah yang melewati nozzle. Sistem ini sekarang banyak digunakan pada mesin putaran tinggi seperti pada mesin web offset, dengan pertimbangan apabila air pembasah yang dibutuhkan banyak lebih cepat pengaturannya.



Kesulitan karena air pembasah.

Pengeringan tinta terlambat penyebabnya adalah :
-          Air pembasah terlalu asam
-          Kertas cetak asam
-          Pemilihan tinta tidak sesuai dengan kertas

Penghitaman cetakan brons atau gold, penyebabnya adalah :
-          Kertasnya asam
-          Ada kadar belerang pada kertasnya

Pemudaran warna setelah beberapa minggu, penyebabnya adalah :
-          Kertas berlapis mineral
-          Kertas alkalis
-          Pigmen tinta tidak tahan terhadap asam dan basa
Kesimpulan : tinta yang tahan alkali dapat digunakan mencetak bungkus sabun dan ditergent.

Bahan-bahan penolong air pembasah
a      Fountain solution
b      Fountain soap
c      Etching solution (untuk paper plate)
         Rapidom 6
e       Gum solution
Sifat gum solution adalah hidro philic (mudah menarik air, larut dalam air dan merupakan asam lemak).


Unit Penintaan

Unit penintaan berfungsi sebagai pengatur dan pemberi sejumlah lapisan tinta pada acuan cetak dengan ketebalan tertentu.
Peralatan tinta pada unit penintaan terdiri dari bak tinta dan sejumlah rol tinta yang bertugas membagi, meratakan, mengangkut dan menyampaikan tinta mulai dari bak tinta sampai ke acuan cetak.
Penghantaran tinta yang baik ditentukan oleh:
a.       Mutu rol(permukaan rol tidak mengkilap/berpori-pori)
b.      Kekenyalan rol yang tepat dan stabil sesuai fungsinya
c.       Penyetelan rol yang sempurna
d.      Jumlah rol (jumlah keliling rol-rol tinta) yang tergantung dari konstruksi peralatan tinta, ukuran pelat dan jenis kerja yang dilakukan mesin sesuai perencanaan mesin cetak.
Rol-rol unit penintaan terbuat dari karet, plastic,ebonite, stainless steel dengan mempunyai diameter yang berbeda-beda. Perbedaan diameter ini diperlukan agar kemampuan menggiling tinta yang semula agak kental mejadi lebih encer dan merata di seluruh permukaan rol. Dengan menurunnya kekentalan, diharapkan akan menghasilkan lapisan tinta yang tipis dan rata pada acuan cetak sehingga memudahkan pengalihan tinta dari acuan kebahan cetak. Mutu cetakan diantaranya ditentukan oleh mutu rol karet.
Rol karet dinyatakan baik apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
a.       Permukaan redup / tidak mengkilap
b.      Adanya pori-pori sehingga peka terhadap tinta
c.       Kekenyalannya stabil.
d.      Diameter yang rata pada rol penintaan
e.       Poros batang yang lurus
alat untuk mengukur kekenyalan disebut Shore Meter.sebagai contoh kekenyalan rol:
            a. rol acuan / form tinta antara 25°-27° Shore
            b. rol jilat, transfer antara 30°-37° Shore
            c. rol form pembasah 20°-25° Shore
peralatan yang ada pada unit penintaan adalah sebagai berikut:
a.       Bak tinta sebagai tempat persedian tinta yang diperlukan selama pencetakan.
b.      Rol bak tinta meneruskan tinta dari bak tinta ke rol jilat sekaligus mengatur pemberian tinta secara teratur dan stabil.
c.       Baut (skrup) penyetel mendorong dan melonggarkan pisau bak tinta atau sebagai pengatur celah antara bak tinta dan rol bak tinta. Penyetelan awal celahnya sebesar 0,30 mm.
d.      Pisau bak tinta untuk mendesak tinta agar mendekat/merapat ke rol bak tinta.
e.       Rol jilat (duktor ink) mengambil tinta dari rol bak tinta dan meneruskan ke rol pembagi tinta.
f.       Rol pembagi (distribusi) rol yang gerakannya lateral (bolak-balik) sambil berputar dengan tujuan meratakan rol berikutnya khususnya rol acuan yang sebagian tintanya sudah diambil oleh acuan cetak dan menghaluskan tinta untuk mencegah terjadinya jalur-jalur pada cetakan.
g.      Rol transfer berfungsi meneruskan tinta ke rol berikutnya.
h.      Rol pemberat (tunggang) membantu meratakan tinta dan juga berfungsi sebagai rol cadangan tinta.
i.        Rol acuan (form) memindahkan tinta dari rol distribusi ke pelat dan memberi lapisan tinta pada image pelat.

Pendistribusian tinta
Pisau bak tinta sifatnya lentur dan dapat disetel mendekati dan menjauhi rol bak tinta yang berputar. Dengan sederet sekrup (baut) penyetel, pisau tinta dapat disetel untuk mengatur tebal lapisan tinta lebih tebal atau lebih tipis disesuaikan dengan image pada pelat. Melalui rol jilat tinta diambil dari rol bak dan diteruskan ke rol distribusi dan selanjutnya diteruskan ke rol-rol pada unit penintaan. Jumlah lapisan tinta ditentukan oleh :
a.       Celah antara pisau dan rol bak tinta.
b.      Putaran rol bak tinta yang dapat diatur melalui skala pengatur putarannya.
Tinta yang diambil oleh rol jilat diberikan ke rol distribusi sama banyaknya pada setiap putaran silinder pelat dari rol distribusi diteruskan ke rol hantar (rol acuan).
Langkah kerja persiapan tinta
a.       Memberi tinta pada bak tinta
b.      Tinta diratakan di bak tinta dengan menggunakan staple (skrap/kapi)
c.       Memutar rol bak tinta beberapa putaran untuk peralatan tinta di bak tinta.
d.      Mesin dijalankan, rol jilat difungsikan dan tinta didistribusikan ke seluruh rol.
e.       Setel skrup penyetel sesuai kebutuhan tinta dengan melihat pada image pelat.
Kalau perlu tinta ditambahkan bahan kimia pembantu (penolong) sesuai dengan keperluannya misalnya disesuaikan dengan macam cetkannya, macam kertasnya dan sebagainya.
Bahan kimia tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut :
a.       Oo varnish untuk pengencer tinta
b.      Anti set off compound untuk menghindari kelengketan dan penularan hasiil cetak
c.       Petro drier untuk mempercepat pengeringan, khususnya untuuk kertas yang permukaannya halus /licin karena pengeringannya mengandalkan proses reaksi kimia.

unit pemasukan mesin cetak offset (feeder unit)


Unit pemasukan berfungsi sebagai alat penghantar bahan cetak dari meja tumpukan ke dalam sistem pencetakan setelah terlebih dahulu diatur dan ditentukan posisi cetaknya yang tepat sesuai dengan penyetelan yang diatur pada persiapan cetak.

1.1. Terdapat dua jenis sistem yang umum digunakan untuk unit pemasukan, yaitu :

a. Sistem friksi (gesek).
Pada sistem ini kertas ditarik oleh rol (roda-roda) penarik yang ada di atas kertas sehingga sewaktu penarikan kertas terjadilah gesekan antar kertas.



  b. Sistem pneumatis

Yang dimaksud pemasukan pneumatis adalah pemasukan kertas yang dilakukan dengan menggunakan pipa penghisap dan pipa penghembus yang dihubungkan dengan kompresor.
Angin hisap berfungsi mengambil lembar kertas yang paling atas dari tumpukan, sedang
angin penghembus berfungsi melepaskan lembaran-lembaran kertas dilapisan atas agar tidak lengket satu sama lainnya, sehingga pada waktu diambil oleh pipa penghisap hanya satu lembar saja.
Sistem pneumatis dibagi menjadi dua macam, yaitu :

   1. Sistem lembar tunggal (single sheet)
Sistem ini bekerja secara otomatis dengan menggunakan lengan pembawa kertas yang fungsinya mengambil kertas satu persatu dari meja tumpukan disampaikan ke meja pemasukan untuk diatus posisi cetaknya . pada sistem ini pengambilan kertas dari meja tumpukan oleh lengan pembawa dibantu oleh seperangkat alat hisap yang terletak disisi depan meja tumpukan.
Lembar kertas pertama (paling atas) diambil oleh pipa penghisap dan masuk ke meja pemasukan secara keseluruhan, maka lembar berikutnya (kedua dan seterusnya) diambil oleh pipa penghisap dan begitulah seterusnya.


    2. Sistem susun sirih (overlapping system)
Sistem susun sirih juga bekerja secara otomatis penuh namun untuk pemasukan kertas dari atas meja tumpukan ke atas meja pengatur posisi cetak digunakan roda-roda penahan yang terletak di atas ban transport.
Kertas cetak akan diambil oleh pipa penghisap dari meja tumpukan untuk diserahkan ke roda pembawa yang pertama. Sebelum kertas pertama berada sepenuhnya di atas meja pengatur posisi cetak, kertas berikutnya kembali diambil oleh pipa penghisap. Demikian berlangsung secara terus menerus sehingga akhirnya baru setelah beberapa kertas berada pada meja pengatur posisi cetak maka lembar pertama tadi diterima oleh sistem pencetakan. Pada sistem susun sirih pipa hisap kertas dan perangkat pendukung lainnya berada pada bagian ekor (belakang) meja tumpukan kertas.
Meja tumpukan dapat dinaik turunkan, baik secara manual maupun secara otomatis apabila diperlukan mengisi kertas pada mejanya. Meja tumpukan ditahan oleh rantai yang dihubungkan dengan roda gigi, meja tumpukan secara otomatis akan naik apabila kertas yang ada pada meja tersebut berkurang karena diambil oleh aparat penghisap. Gerak naik otomatis ini melalui alat peraba pengatur tinggi tumpukan kertas yaitu menggunakan peraba penggatis (tuas) maupun peraba sepatu dengan maksud menggerakkan mekanis menaikkan meja maupun menggerakkan saklar yang menghubungkan dengan solenoid penggerak motor untuk menaikan meja tumpukan. Kertas dan aparat yang ada pada unit pemasukan harus dilakukan penyetelan sesuai dengan tebal dan ukuran kertas dengan teliti dan sesuai petunjuk pengoperasian mesin yang bersangkutan.
Perlu diketahui bahwa setiap mesin ada buku petunjuk pengoperasian yang biasanya ada perbedaan sedikit antara mesin yang satu dengan mesin yang lainnya, oleh karena itu sehubungan dengan penyetelan perlu ketelitian dan kesabaran dalam pelaksanaannya.


Peralatan yang ada pada meja tumpukan (umpan) yang memerlukan penyetelan diantaranya   adalah :
            a. Pengaturan tinggi tumpukan kertas
            b. Besar kekuatan penghisap dan penghembus (jarak dan posisi)
            c. Pelat pemisah kertas (separator)
            d. Sikat penahan
            e. Pelat penahan.
Selain itu pada unit pemasukan, juga perlu dilakukan beberapa penyetelan aparat yang ada pada meja penghantar kertas (meja pengatur posisi cetak), diantaranya adalah:

-   Penyetelan roda pembawa kertas ( penerus kertas) atau dengan istilah lain roda angkut kertas. Penyetelannya dilakukan pada tekanan roda angkut kertas, dimana roda angkut ini umumnya ada dua roda dan yang baik di tekanan roda kiri dan roda kanan tekanannya sama. Teknis penyetelannya adalah dengan cara memasukkan selembar kertas yang akan dicetak di bawah roda angkut, sambil menyetel tekanan roda maka kertas ditarik perlahan-lahan dan berat tarikan pada dua roda tersebut harus sama. Kalau sampai terjadi tidak sama akan mengakibatkan kertas yang diangkut akan menjadi miring.

-          Menyetel double sheet detector
Pada mesin-mesin modern sudah umum menggunakan double sheet detector yang diatur secara mekanik dan secara elektrik yang menggunakan foto sel sekaligus dengan maksud agar kertas yang akan dicetak selalu satu (tidak rangkap/double). Pada mesin lembar tunggal double sheet detector disetel agar kalau kertas satu lembar jalan terus sampai dicetak, tetapi kalau rangkap maka aparat ini akan membuka pintu pada meja dan akan menyalurkan kertas rangkap tersebut pada meja penampung kertas yang ada di bawah meja pemasukan tersebut. Sistem ini biasanya disebut reflector. Pada pesim susun sirih double sheet detector disetel disesuaikan dengan ukuran kertas yang masuk (yang sudah diperhitungkan) sebagai contoh misalnya : 3 jalan 4 mati, artinya bila pada saat tersebut kertas yang masuk 4 lembar maka bias dipastikan bahwa kertas tersebut ada yang double dan selanjutnya alat mekanik double sheet detector akan menghentikan jalannya meja pemasukan.
Kalau sampai terjadi penyetelan tersebut masih kurang presisi karena tebal kertas yang bervareasi, maka deteksi elektrik akan berfungsi yaitu dengan menghentikan jalannya meja pemasukan karena deteksi besarnya daya tembus foto sel tidak sama dan detector akan berfungsi. Alat deteksi ini juga berfungsi kalau kertas terlambat dan kertas yang masuk miring. Alat deteksi ini harus diseting dulu pada panel yang ada pada mesin yang bersangkutan.

-          Menyetel roda penerus kertas/roda pembawa kertas
Roda ini berada tepat diatas ban transport, harus selalu diupayakan penyetelan roda ini sama beratnya antara satu dengan lainya dan penyetelannya jangan terlalu berat. Penyetelan ini dilakukan agar kertas berjalan lurus di atas ban transport bersama-sama sampai pada anleg depan. Fungsi lain roda ini adalah mengatur agar kertas sewaktu di angkut tidak bergelombang dan jalannya tidak miring serta kertas tidak berkerut.

-          Menyetel roda penahan kertas
Roda ini berfungsi menahan kertas yang sampai pada anleg depan (stopper) tidak bergerak mundur, jadi roda ini disetel tepat di belakang kertas yang akan dicetak.

-          Menyetel sikat penahan (rotary brush)
Tujuan penyetelan adalah membantu tugas roda penahan apabila ada kertas yang ukurannya tidak persis sama. Sikat ini disetel bersinggungan dengan kertas, sebagian di atas kertas dan sebagaiannya lagi di belakang kertas yang tujuannya menahan kertas agar tidak goyang (cetakan maju mundur).


Langkah kerja unit pemasukan

1.Sebelum kertas digunakan untuk mencetak, hendaknya kertas dikibas lepas terlebih dahulu dengan tujuan:
a.       Memberi angin disela tumpukan kertas
b.      Memisahkan kertas yang satu dengan yang lain kelengketan, sebab pinggiran kertas bekas potongan yang tidak rata. Ini disebabkan oleh pisau potong yang sudah tidak tajam (tumpul).

2.Setelah kertas dikibas lepas dengan rapi lalu kertas diletakkan di atas meja umpan (feed table), banyaknya sesuai kebutuhan cetak dan daya tampung meja umpan.

3.penyetelan tinggi tumpukan kertas,meja dinaikan sampai gerakan meja ( naik ) berhenti kemudian dicek jarak antara sucker penghisap kertas dengan kertas. Pada waktu sucker bergerak turun jarak terhadap kertas kurang lebih 2-3 mm dan pada sistem susun sirih dicek lagi pada jarak kertas terhadap pelat penahan kertas bagian depan kurang lebih 1 mm. Jarak sucker terhadap kertas tidak boleh terlalu jauh maupun terlalu dekat karena bisa mengakibatkan kertas terhisap rangkap (terlalu dekat) dan kertas tak terhisap (terlalu jauh).

4. Jika tumpukan kertas tidak rata (bergelombang permukaannya,maka di bawah tumpukan dapat diberi ganjal untuk meratakan tumpukan kertas. Akibat kertas yang bergelombang adalah : penghisapan bisa rangkap dan bisa juga jalannya kertas miring di atas meja penghantar.

5.Menyetel penahan tumpukan kertas yang terdapat di kanan kiri tumpukan dan belakang tumpukan.

6. Menyetel sikat penahan belakang agar kertas ttidak rangkap. (sistem susun sirih)

7.Menyetel pelat pemisah kertas, baik di depan untuk sistem lembar tunggal maupun di    belakang untuk sistem susun sirih.

8. Menyetel besar kecilnya angin penghembus dan angin penghisap


Kesulitan yang timbul pada unit pemasukan:
            a. Kertas yang tidak dapat dihisap oleh penghisap disebabkan oleh:
            - Angin penghembus terlalu kecil
            - Angin penghisap terlalu kecil
            - Meja tumpukan yang terlalu rendah
            - Permukaan tumpukan kertas yang tidak rata
            - Kertas lembab
            - Ukuran kertas tidak sama
            - Saluran angin kotor
- filter kotor
- kompressor sudah lemah

b. Kertas yang terhisap rangkap , penyebabnya adalah:
- angin penghembus terlalu besar
- angin penghisap terlalu besar
- meja umpan terlalu tinggi
- kibas lepas kertas kurang baik
- ukuran kertas tidak sama
- tekanan sepatu kurang tepat
- jarak masuk sepatu tidak tepat

c. kertas jalannya miring, penyebabnya adalah:
- salah satu ban trassport kendor
- tekanan roda angkut kertas tidak seimbang
- kertas bergelombang
- salah satu pojok kertas bagian depan lengket

d. Aparat pemasukan selalu berhenti penyebabnya adalah :
- kertas masuk rangkap
- kertas masuk miring