Sabtu, 25 Februari 2012

Pembuatan Grease (Pelumas)

Grease tersusun atas beberapa komponen, yaitu :

1. Base oil

Kandungan base oil dalam pembuatan grease adalah 75-95 %. Beberapa tipe minyak

dasar dalam pembuatan grease adalah :

- minyak bumi dari jenis parafinik

- minyak nabati : minyak sawit, minyak jarak, dan lain-lain

- minyak sintetis : senyawa kompleks hidrolarbon


 

2. Bahan pengental (Thickener)

Komponen ini berfungsi sebagai bahan pengental dalam produk grease dengan

kandungan 5-20 %. Beberapa tipe pengental yang umum digunakan adalah :

- pengental organik sintetik (zat anorganik gel) : poliurea, sabun logam sederhana dan

sabun logam kompleks

- sabun yang terbentuk dari asam lemak ataupun ester yang berasal dari minyak nabati


 

3. Aditif

Aditif berfungsi meningkatkan performa grease dengan kandungan 0-15 %. Aditif yang

ditambahkan perlu diperhatikan terutama sifat biodegrability-nya terhadap lingkungan.

Kemampuan grease sebagai bahan lubrikan tergantung pada base oil, bahan

pengental serta aditifnya. Bahan pengental, ibarat busa, menyerap minyak dan nantinya

melepaskannya ke komponen yang dilumasi. Sebagian molekul bahan pengental terserap ke

permukaan logam yang dilumasi untuk mencegah terjadinya kontak antar logam-logam.

Sifat grease tersebut diperkuat dengan adanya aditif. Aditif ini merupakan suatu bahan yang

berfungsi sebagai "vitamin" bagi grease yang kegunaannya antara lain :

  • Sebagai anti korosi

Minyak pelumas harus mampu mencegah atau mengurangi proses timbulnya karat/proses

korosi atau melindungi permukaan yang dilumasi dari terbentuknya karat. Untuk

meningkatkan kemampuan pencegahan timbulnya karat, maka digunakan aditif sebagi

anti korosi.


 

  • Sebagai anti aus

Untuk pembebanan kontak antara bidang yang relatif tinggi, pelumas harus mampu

mencegah keausan secara pasif dengan membentuk lapisan film yang kuat di permukaan

yang dilumasi, sehingga mampu mengurangi permukaan sentuh logam yang dilumasi

dan secara aktif bereaksi dengan permukaan logam untuk mencegah terjadinya proses

pemanasan setempat akibat beban yang tinggi.


 

  • Sebagai anti oksidan

Proses oksidasi menyebabkan kerusakan pelumas dan menyebabkan timbulnya kotoran

serta asam yang dapat menimbulkan masalah selanjutnya. Untuk itu minyak pelumas

harus mempunyai sifat/kemampuan tahan terhadap oksidasi, guna melindungi diri dari

proses kerusakan serta menetralisir asam-asam yang mungkin terbentuk.


 

  • Mempertahankan kekentalan grease (viscosity index improver)

Aditif untuk mempertahankan kekentalan grease diperlukan untuk mencegah

pengenceran grease. Pada suhu mesin tinggi akibat mesin bekerja dengan waktu lama

dan pada suhu udara panas, grease akan mengencer. Peran grease yang menjadi encer

tentu saja akan kurang efektif. Oleh karena itu dibutuhkan bahan aditif yang bersifat

dapat mempertahankan kekentalan grease

Kamis, 23 Februari 2012

Penggunaan pelumas



Untuk memperoleh hasil yang maksimal atau memuaskan di dalam sistem pelumasan ini maka mutlak diperlukan adanya selektifitas penggunaan pelumas itu sendiri, yaitu menentukan jenis pelumas yang tepat untuk mesin dan peralatan yang akan dilumasi. Hal ini untuk mencegah salah pilih dari pelumas yang akan dipakai yang dapat berakibat fatal.



  •  Hal hal yang perlu diperhatikan :

a. Rekomendasi pabrik pembuat mesin
Biasanya pabrik pembuat mesin seperti pabrik kendaraan bermotor dan pabrik mesin mesin industri memberi petunjuk jenis pelumas yang direkomendasikan untuk digunakan. Petunjuk ini sangat terperinci sedemikian rupa bagi pelumasan masing masing bagian dalam jangka waktu tertentu.



b. Bahan bakar yang digunakan
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa pelumasan untuk mesin dengan bahan bakar bensin berbeda dengan pelumasan untuk mesin berbahan bakar solar atau gas.Apabila tidak ada ketentuan ukuran atau aturan penggunaan pelumas oleh pembuat mesin, maka anjuran dalam penggunaan pelumas biasanya dilaksanakan oleh para teknisi pabrik dengan melihat pada :

  • Data teknis dari mesin 
  • Pengetahuan tentang pelumasan dari para teknisi 
  • Pengalaman dari para teknisi



c. Perkembangan teknis pelumas
Hasil kemajuan yang dicapai di bidang pelumas ini, pada dasarnya adalah hasil kerjasama antara pabrik pembuat mesin, pembuat pelumas, dan pembuat bahan bahan tambahan ( additif ). Walaupun terdapat beragam pelumas berkualitas tinggi, namun pada intinya yang menentukan mutu dan daya guna suatu pelumas terdiri dari 3 faktor :

  • Bahan dasar ( based oil ). 
  • Teknik dan pengolahan bahan dasar dalam pembuatan pelumas.
  • Bahan bahan additif yang digunakan atau dicampurkan kedalam bahan dasar untuk mengembangkan sifat tertentu guna tujuan tertentu.

Sebenarnya base oil mempunyai segala kemampuan dasar yang dibutuhkan dalam pelumasan. Tanpa aditif pun, sebenarnya minyak dasar sudah mampu menjalankan tugas-tugas pelumasan. Namun unjuk kerjanya belum begitu sempurna dan tidak dapat digunakan dalam waktu lama.

Sabtu, 18 Februari 2012

TEORI BELAJAR SOSIAL


Hay sobat aq semua....
kali ini aq akan membahas tentang teori belajar sosial....
apa sih teori belajar sosial itu?????
simak aj artikel yang aq tulis di bawah ini.....

Teori belajar sosial dikenalkan oleh Albert Bandura, yang mana konsep dari teori ini menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Menurut Bandura, orang belajar melalui pengalaman langsung atau pengamatan (mencontoh model). Orang belajar dari apa yang ia baca, dengar, dan lihat di media, dan juga dari orang lain dan lingkungannya.

Albert Bandura mengemukakan bahwa seorang individu belajar banyak tentang perilaku melalui peniruan / modeling, bahkan tanpa adanya penguat (reinforcement) sekalipun yang diterimanya. Proses belajar semacam ini disebut "observational learning" atau pembelajaran melalui pengamatan. Albert Bandura (1971), mengemukakan bahwa teori pembelajaran sosial membahas tentang :
  1. Bagaimana perilaku kita dipengaruhi oleh lingkungan melalui penguat (reinforcement) dan observational learning, 
  2. Cara pandang dan cara pikir yang kita miliki terhadap informasi,
  3. Begitu pula sebaliknya, bagaimana perilaku kita mempengaruhi lingkungan kita dan menciptakan penguat (reinforcement) dan observational opportunity.

Teori belajar sosial menekankan observational learning sebagai proses pembelajaran, yang mana bentuk pembelajarannya adalah seseorang mempelajari perilaku dengan mengamati secara sistematis imbalan dan hukuman yang diberikan kepada orang lain.

Dalam observational learning terdapat empat tahap belajar dari proses pengamatan atau modeling Proses yang terjadi dalam observational learning tersebut antara lain :

  1. Atensi, dalam tahapan ini seseorang harus memberikan perhatian terhadap model dengan cermat
  2. Retensi, tahapan ini adalah tahapan mengingat kembali perilaku yang ditampilkan oleh model yang diamati maka seseorang perlu memiliki ingatan yang bagus terhadap perilaku model.
  3.  Reproduksi, dalam tahapan ini seseorang yang telah memberikan perhatian untuk mengamati dengan cermat dan mengingat kembali perilaku yang telah ditampilkan oleh modelnya maka berikutnya adalah mencoba menirukan atau mempraktekkan perilaku yang dilakukan oleh model.
  4. Motivasional, tahapan berikutnya adalah seseorang harus memiliki motivasi untuk belajar dari model.
Ciri – ciri teori Pemodelan Bandura
1. Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan
2. Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai dan lain – lain
3.     Pelajar meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang didemonstrasikan guru sebagai model
4. Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan penguatan yang positif
5. Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan, dengan tingkah laku atau timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan penguatan yang positif


Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.

Albert Bandura seorang tokoh teori belajar social ini menyatakan bahwa proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan lebih berkesan dengan menggunakan pendekatan “permodelan “. Beliau menjelaskan lagi bahwa aspek perhatian pelajar terhadap apa yang disampaikan atau dilakukan oleh guru dan aspek peniruan oleh pelajar akan dapat memberikan kesan yang optimum kepada pemahaman pelajar.

Eksperimen Pemodelan Bandura :

Kelompok A = Disuruh memperhatikan sekumpulan orang dewasa memukul, menumbuk, menendang, dan menjerit kearah patung besar Bobo.

Hasil = Meniru apa yang dilakukan orng dewasa malahan lebih agresif

Kelompok B = Disuruh memperhatikan sekumpulan orang dewasa bermesra dengan patung besar Bobo

Hasil = Tidak menunjukkan tingkah laku yang agresif seperti kelompok A

Rumusan :

Tingkah laku anak – anak dipelajari melalui peniruan / permodelan adalah hasil dari penguatan.

Hasil Keseluruhan Eksperimen :

Kelompok A menunjukkan tingkah laku yang lebih agresif dari orang dewasa. Kelompok B tidak menunjukkan tingkah laku yang agresif




Jenis – jenis Peniruan (modeling):

1. Peniruan Langsung

Pembelajaran langsung dikembangkan berdasarkan teori pembelajaran social Albert Bandura. Ciri khas pembelajaran ini adalah adanya modeling , yaitu suatu fase dimana seseorang memodelkan atau mencontohkan sesuatu melalui demonstrasi bagaimana suatu ketrampilan itu dilakukan.

Meniru tingkah laku yang ditunjukkan oleh model melalui proses perhatian. Contoh : Meniru gaya penyanyi yang disukai.

2. Peniruan Tak Langsung

Peniruan Tak Langsung adalah melalui imaginasi atau perhatian secara tidak langsung. Contoh : Meniru watak yang dibaca dalam buku, memperhatikan seorang guru mengajarkan rekannya.

3. Peniruan Gabungan

Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabungkan tingkah laku yang berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung. Contoh : Pelajar meniru gaya gurunya melukis dan cara mewarnai daripada buku yang dibacanya.

4. Peniruan Sesaat / seketika.

Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu saja.

Contoh : Meniru Gaya Pakaian di TV, tetapi tidak boleh dipakai di sekolah.

5. Peniruan Berkelanjutan

Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam situasi apapun.

Contoh : Pelajar meniru gaya bahasa gurunya.



Hal lain yang harus diperhatikan bahwa faktor model atau teladan mempunyai prinsip – prinsip sebagai berikut :

  1. Tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara mengorganisasikan sejak awal dan mengulangi perilaku secara simbolik kemudian melakukannya. Proses mengingat akan lebih baik dengan cara perilaku yang ditiru dituangkan dalam kata – kata, tanda atau gambar daripada hanya melihat saja. Sebagai contoh : Belajar gerakan tari dari pelatih memerlukan pengamatan dari berbagai sudut yang dibantu cermin dan seterusnya ditiru oleh para pelajar pada masa yang sama, kemudian proses meniru akan efisien jika gerakan tari tadi juga didukung dengan penayangan video, gambar, atau kaedah yang ditulis dalam buku panduan.
  2. Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang dimilikinya.             
  3. Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model tersebut disukai dan dihargai serta perilakunya mempunyai nilai yang bermanfaat.


Teori belajar sosial dari Bandura ini merupakan gabungan antara teori belajar behavioristik dengan penguatan dan psikologi kognitif, dengan prinsip modifikasi tingkah laku. Proses belajar masih berpusat pada penguatan, hanya terjadi secara langsung dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sebagai contoh : Penerapan teori belajar social dalam iklan sabun ditelevisi. Iklan selalu menampilkan bintang – bintang yang popular dan disukai masyarakat, hal ini untuk mendorong konsumen agar membeli sabun supaya mempunyai kulit seperti para “bintang/artis “.

Motivasi banyak ditentukan oleh kesesuaian antara karakteristik pribadi pengamat dengan karakteristik modelnya. Ciri – ciri model seperti usia, status social, seks, keramahan, dan kemampuan, penting dalam menentukan tingkat imitasi. Anak – anak lebih senang meniru model seusianya daripada model dewasa. Anak – anak juga cenderung meniru model yang sama prestasinya dalam jangkauannya. Anak – anak yang sangat dependen cenderung imitasi model yang dependennya lebih ringan. Imitasi juga dipengaruhi oleh interaksi antara ciri model dengan observernya.





Kelemahan Teori Albert Bandura

Teori pembelajaran Sosial Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.

Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan ( modeling ), sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negative , termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.




Kelebihan Teori Albert Bandura

Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya , karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata – mata reflex atas stimulus ( S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.

Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada perlunya conditioning ( pembiasan merespon ) dan imitation ( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar social menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak – anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak – anak, faktor social dan kognitif.



KESIMPULAN




Teori Belajar Sosial , Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura seorang ahli psikologi pendidikan dari Stanford University,USA. Teori pembelajaran ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang mengalami pembelajaran dalam lingkungan sekitarnya.

Bandura (1977) menghipotesiskan bahwa tingkah laku lingkungan dan kejadian – kejadian internal pada pembelajaran yang mempengaruhi persepsi dan aksi adalah merupakan hubungan yang saling berpengaruh.

Dari uraian tentang teori belajar sosial, dapat disimpulkan sebagai berikut :

  1. Belajar merupakan interaksi segitiga yang saling berpengaruh dan mengikat antara lingkungan, faktor-faktor personal dan tingkah laku yang meliputi proses-proses kognitif belajar.
  2. komponen-komponen belajar terdiri dari tingkah laku, konsekuensi-konsekuensi terhadap model dan proses-proses kognitif pembelajar.
  3. hasil belajar berupa kode-kode visual dan verbal yang mungkin dapat dimunculkan kembali atau tidak (retrievel).
  4. dalam perencanaan pembelajaran skill yang kompleks, disamping pembelajaran-pembelajaran komponen-komponen skill itu sendiri, perlu ditumbuhkan “sense of efficacy” dan self regulatory” pembelajar.
  5. dalam proses pembelajaran, pembelajar sebaiknya diberi kesempatan yang cukup untuk latihan secara mental sebelum latihan fisik, dan “reinforcement” dan hindari punishment yang tidak perlu.










Rabu, 15 Februari 2012

pendidikan dan pengalaman kerja

Lagi lagi pendidikan.....!
lagilagi pengalaman kerja...!!!!
apa sih pentingnya buat kita?????
nah.... di sini aq bakal jelasin spesial buat agan2 yang masih gambrang tentang pendidikan dan pengalaman kerja...hehehehehe
sebelumnya apa sih arti kata pendidikan itu???? ada yang tau gak....hehehe


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
dari definisi pendidikan di atas maka kita dapat menyimpulkan bahwa intinya adalah perkembangan potensi diri, baik dalam segi jasmani dan rohani....

di mana kita mendapatkan pendidikan???
kalau yang satu ni perlu agan tau bahwa pendidikan dapat di lakukan di mana saja....
ada orang bilang klu pendidikan itu di laksanakan di sekolah saja....boleh lah....
tapi sebenarnya pendidikan itu sendiri di bagi mmenjadi dua,yaitu pendidikan formal dan non formal....

pendidikan formal dilaksanakan pada institusi yang berjenjang dan mendapatkan pengakuan secaraglobal..
misalnya kita sekolah pasti kan berjenjang, ada kelas satu, dua, tiga dst, S1,S2,,S3 sampai S teler...hehehe dan mendapatkan pengakuan secara global. disini bentuk pengakuanya adalah ijazah.
sedangkan pendidikan non formal ini biasanya tidak berjenjang,contohnya les privat,kursus dll

setelah itu,apakah pendidikan itu cuma sebatas formal dan non formal yang dilaksanakan di suatu tempat kemudian ada peras nseorang guru????

emmmmmm gak juga bos....
pendidikan dapat dilakukan oleh orang tua si peserta didik secara langsung.nah...pendidikan dari orang tua ini lah yang g bakalan di ajarkan di sekolah....karena biasanya orang tua mendidik annaknya lebih cenderung dari pengalaman mereka.jadi pendidikan dari orang tua menurut saya lebih ampuh gannn....hehehehe

terus apa hubunganya dengan pengalaman kerja mas bro...????
OK..dari pendidikann tadi biasanya si peserta didik mendapat pengalaman pengalaman yang dapat di aplikasikan kedalam dunia kerja....
intinya dengan pendidikan kita bekerja lebih terarah, lebih baik, dann lebih mempunyai sikap.
jika ada orang berpendidikan, tapi kerjanya masih awur awuran, maka bisa di katakan kalau pendidikan orang tersebut gagal......

kata bapak dosen "FENOMENA MACAM AAAPA INI".........hehehehe

oke sobat...sekian dulu yang dapat aq tuliskan.
Semoga bermanfaat untuk kita semua......

Senin, 06 Februari 2012

Perbedaan Oli Syntetik dan Oli mineral


oli sintetik vs mineral


Banyak pemilik kendaraan yang bingung dalam memilih apakah harus menggunakan pelumas sintetik, atau cukup pelumas mineral?.

 Di satu sisi mereka ingin memberi proteksi atau perlindungan pada mesin kendaraan dan di sisi lain harga pelumas yang murni sintetik pastinya tidak murah. Kualitas pelumas yang 100% sintetik (fully synthetic) memang sangat baik. Namur harga pelumas mahal sebab pelumas sintetik umumnya produk impor. Bila yang Anda butuhkan sebenarnya cukup pelumas mineral, kenapa mesti memakai sintetik?

Pelumas sintetik dan mineral dibedakan atas bahan dasar pembuatannya. Pelumas mineral terbuat dari minyak mentah (crude oil), dengan penambahan aditif sekitar 10-20%. Sedangkan pelumas sintetik terbuat dari unsur-unsur kimia sintetik, baik bahan dasarnya maupun aditifnya. Proses pembuatannya pun cukup rumit, maka harga pelumas sintetik jauh lebih mahal dari pelumas mineral. Perlu diwaspadai jika ada pelumas sintetik dengan harga lebih murah dari pelumas mineral.



  • Kelebihan Pelumas Mineral

  1. Harga bersaing
  2. Teruji kehandalannya dalam pemakaian normal

  • Kelebihan Pelumas Sintetis

  1. Memiliki daya tahan yang tinggi saat mesin bekerja berat misalnya cuaca yang sangat panas, perjalanan jauh dan berat seperti di padang pasir atau digurun.
  2. Tahan terhadap cuaca yang rendah (dingin), kekentalan oli sintetik tidak berubah.
  3. Kekentalannya baik karena pada saat dingin pelumas sintetik tidak membeku, dan pada saat panas pelumas sintetik tidak mencair.
Kondisi di Indonesia cukup stabil, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Penggunaan oli mineral dirasa sudah cukup atau sesuai dengan standar yang diterapkan oleh pabrikan. Sebab bila kondisi mengemudi anda normal, namun menggunakan pelumas sintetis sangat disayangkan anda malah melakukan pemborosan.
Dewasa ini ada banyak pelumas sintetik yang beredar di pasar. Bila Anda harus menggunakan oli sintetik sebaiknya pilihlah yang 100% sintetik, bukan semi sintetik atau synthetic base, agar Anda benar-benar mendapatkan tambahan performa bagi uang yang telah Anda keluarkan. Dan jangan lupa ganti filter oli secara teratur.dan berhati hatilah dengan oli syntetik yang lebih murah dari oli mineral....

Jenis Jenis Pelumas


Dari artikel sebelumnya admin telah membahas tentang pengolahan pelumas,nahh....sekarang kita membahas lebih spesifik pada jenis - jenis pelumas....


Terdapat berbagai jenis minyak pelumas. Jenis jenis minyak pelumas dapat dibedakan penggolongannya berdasarkan bahan dasar (base oil), bentuk fisik, dan tujuan penggunaan.

1. Dilihat dari bentuk fisiknya :

  • Minyak pelumas 
  • Gemuk pelumas 
  • Cairan pelumas


2. Dilihat dari bahan dasarnya :

  • Pelumas dari bahan nabati 
  • Pelumas dari bahan hewani 
  • Pelumas sintetis


3. Dilihat dari penggunaannya :

  • Pelumas kendaraan
  • Pelumas industri 
  • Pelumas perkapalan 
  • Pelumas penerbangan


4. Dilihat dari pengaturannya :

  • Pelumas kendaraan bermotor :
  1. Minyak pelumas motor kendaraan baik motor bensin / Diesel
  2. Minyak pelumas untuk transmisi
  3. Automatic transmission fluid & hydraulic fluid


  • ii. Pelumas motor diesel untuk industri :

1. Motor diesel berputar cepat
2. Motor diesel berputar sedang
3. Motor diesel berputar lambat

  • iii. Pelumas untuk motor mesin 2 langkah :

1. Untuk kendaraan bermotor
2. Untuk perahu motor
3. Lain lain ( gergaji mesin, mesin pemotong rumput )

  • Pelumas khusus

Jenis pelumas ini banyak ragamnya yang penggunaannya sangat spesifik untuk setiap jenis, di antaranya adalah untuk senjata api, mesin mobil balap, peredam kejut, pelumas rem, pelumas anti karat, dan lain-lain.

ok sobat...
jadi da[at di simpulkan bahwa jenis pelumas tu banyak banged ya macamnya.....hemmmmmmm...coba klasifikasikan motornya sobat pake oli kategori mana....hehehehe
kali ni aq cm bisa kasih info ni aj....mungkin laen kali dapat kita gali lebih dalam lagi.....
so....maju terus pendidikan indonesia..!!!!!
 

Pengolahan Pelumas


Teknologi pengolahan pelumas sebenarnya bisa disebut sama dengan teknik pencampuran solid-liquid (emulsi). Mirip juga dengan teknik memasak di dapur. Beberapa bahan baku di siapkan dan dicampur selanjutnya dimasak dengan teknik tertentu (Tumis, kukus, rebus, dll).


Bahan Baku
     Lube Oil Blending. Ada 2 komponen penting pelumas yakni Base Oil dan Additive.


  • Base Oil : Merupakan bahan dasar pelumas. Base oil bisa dibedakan menjadi dua, yakni mineral oil dan synthetic oil.
Mineral Oil : Merupakan salah satu dari fraksi Minyak Bumi golongan medium-berat, dengan specific    gravity 0.86– 0.89 pada suhu 30oC

Synthetic Oil : Base oil yang bisa jadi berasal mineral oil yg diolah lebih lanjut, miyak nabati (vegetables oils), atau bisa juga merupak hasil sintesa dari gugus Poly Alpha Olefin.


  • Additive : Bahan tambahan. Additive bisa berasal dari campuran base oil dengan beberapa tambahan bahan kimia, bisa juga berupa 100% bahan kimia. Additive dapat di golongkan dalam beberapa fungsi.
1. Additive pelumas itu sendiri. Additive ini disebut primary additive, yang memang perannya untuk membentuk pelumas tsb.
Semisal untuk menaikkan kinematic viscosity, menaikkan density, atau memang merupakan formula kimia untuk pembuat pelumas tersebut seperti pencegah gesekan antar logam pada mesin, mencegah timbulnya kotoran pada mesin, menetralisir asam, dsb.
Additive pelumas untuk motor 2T akan beda dengan additive untuk motor 4T, beda juga dengan untuk pelumas Gear, dsb.

2. Pewarna pelumas. Termasuk secondary additive. Berfungsi memberi warna pelumas. Biasanya hanya digunakan dalam jumlah kecil dalam tiap takaran batch produksi.

3. Pengharum pelumas. Sama dengan pewarna, hanya digunakan sejumlah kecil.


Penyimpanan Bahan Baku.
Base Oil dan Additive baik itu Oil based atau Synthetic based biasanya disimpan dalam storage tertentu. Umumnya disediakan coil heater / pemanas pada tiap storage tank nya. Ini diperlukan untuk memudahkan transfer bahan baku tsb (base oil / additive) menuju blender. Bahkan tidak jarang disepanjang jalur pipa additive diinstall steam tracing atau electrical tracing untuk memudahkan proses transfernya menuju mesin blender.

Proses Produksi.
Seperti yang sudah saya disebutkan diatas, proses pembuatan pelumas hampir sama dengan proses masak-memasak di dapur. Dengan menggunakan resep tertentu (formula) bahan baku dicampur dan dimasak.

Formula / Recipe
Setiap pelumas yang diproduksi memiliki formula yang berbeda satu dengan yang lainnya. Formula biasa juga disebut Recipe (Resep). Formula/Recipe pelumas berisi rumusan komposisi bahan baku dan tata cara proses produksi atau tata cara memasak.
Formula perbandingan komposisi base oil dan additive, serta jenis-jenis additive apa saja yang dipakai pada satu produk tertulis lengkap dalam formula/recipe. Komposisi perbandingan bahan baku direpresentasikan dalam % weight (persen berat) dan tidak jarang juga komposisi additive dalam ppm (part per million).
Karena formula/recipe ini merupakan bagian paling penting, maka kerahasiannya begitu dijaga. Bahkan sangat mungkin hanya orang tertentu pada pabrik pelumas yang mengetahui formula produksi ini.

Produksi
Bahan baku dipompa dengan gear pumps dari tanki storage menuju blender melalui steam/electric traced pipes agar memudahkan proses transfer, juga supaya tidak terjadi penyumbatan di dalam pipa.
Satu-persatu base oil dipompa menuju blender untuk ditakar / ditimbang beratnya di dalam blender sesuai urutan dalam recipe, dilanjutkan dengan additive selanjutnya dimasak sesuai dengan recipe/formula pelumas tersebut.
Di dalam blender semua bahan baku tersebut ditakar, diaduk hingga homogen dan terkadang juga dipanasi untuk mempercepat homogenitasnya hingga menjadi pelumas.
Dalam industri pelumas modern dikenal 2 sistem blending. Batch Blending dan In-line Blending. Penjelasan lebih lanjut mengenai Batch dan in-line blending mungkin akan saya jelaskan dilain kesempatan.
Setelah proses memasak dan pengadukan cukup, selanjutnya pelumas ditransfer menuju tanki produk dan siap untuk disampling oleh QC pabrik pelumas.

Quality Control
Seperti pada kebanyakan industri, peran QC sangat penting untuk memuaskan cutomer. Jaminan produk yang bermutu dan berkualitas adalah tuntutan. Tim QC bertanggung-jawab atas semua kualitas produk, bahan baku, dan packaging. Analisa viscosity (kinematic), density, metal contents, sulfur content, water content, dsb.
Bahan baku, dan produk disampling oleh team QC untuk dianalisa di laboratorium yang selanjutnya akan diberikan sertifikasi kualitas. Apakah produk tsb direlease, di re-blend atau perlu di hold karena out of specs.

Penyimpanan Produk.
Penyimpanan produk tidak serumit penyimpanan bahan baku. Produk pelumas biasanya cukup disimpan pada kodisi ambient di dalam tankgi-tangki timbun.