BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu
proses yang penting bagi manusia. Dengan pendidikan manusia bisa berguna dimasa
depan, dimana dalam prakteknya
pelaksanaan pendidikan harus mempunyai proses pengelolaan yang baik oleh manajer
terhadap semua aspek pendidikan secara keseluruhan.
Aspek-aspek dalam pendidikan
tersebut meliputi : peserta didik, personal, kurikulum, fasilitas,
perkantoran/TU/SIM,biaya, dst. Kesemua aspek tersebut bekerja secara sinergis
dan saling mempengaruhi satu sama lain. Oleh karena itu, dalam menegelola
pendidikan seorang manajer harus melihat keseluruhan dari aspek-aspek tersebut,
sehingga proses pelaksanaan dan pencapaian tujuan dapat tercapai secara efisien
dan efektif.
Dalam hal ini penulis lebih
menyoroti pada aspek manajemen tenaga kependidikan. Aspek dimana komponen
personalia yang meliputi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, memerlukan
adanya pengelolaan terhadap ruang lingkupnya. Ruang lingkup dari tenaga
kependidikan tersebut harus di proses oleh manajer dengan baik, karena proses
“manajemen” tersebut memberi dampak dan pengaruh terhadap terlaksananya
kegiatan pendidikan.
Manajemen tenaga
kependidikan/personalia merupakan salah satu usaha untuk menata dan mengatur
komponen-komponen yang ada dalam suatu lembaga sekolah, sehingga semua komponen
tersebut dapat bekerja secara optimal dan mendayagunakan kemampuan mereka
sepenuhnya serta tepat waktu. Oleh karena itu, manajemen personalia memiliki
manfaat yang besar dalam memberikan pengaruh terhadap terlaksananya kegiatan
pendidikan.
B.
Tujuan Penulisan
1. Memahami
apa itu tenaga kependidikan.
2. Memahami apa itu manajemen tenaga
kependidikan.
3. Mengetahui dan memahami tujuan dari manajemen
kependidikan.
4. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip manajemen
kependidikan.
5. Mengetahui dan memahami ruang lingkup
manajemen kependidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tenaga Kependidikan
Jika kependidikan merupakan
salah satu instrument utama pengembang sumber daya manusia, maka tenaga
kependidikan memilki tanggungjawab untuk mengemban tugas itu. Pada intinya,
tenaga kependidikan merupakan unsur penting dalam pelaksanaan pendidikan di
satuan pendidikan karena diadakan dan dikembangkan untuk menyelenggarakan
pengajaran, pembimbingan, dan pelatihan bagi para peserta didik.
B. Manajemen
Tenaga Kependidikan
Manajemen tenaga kependidikan
adalah rangkaian kegiatan menata tentang kependidikan mulai dari merencanakan, membina, hingga pemutusan
hubungan kerja agar dapat menyelenggarakan pelaksanaan pendidikan secara
efektif dan efisien. Berbagai upaya peningkatan kualitas komponen system
pendidikan ini secara keseluruhan mengarah pada pencapaian tujuan pendidikan.
Disadari sepenuhnya bahwa peningkatan kualitas system pendidikan terbukti lebih
berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan adalah komponen yang bersifat human resources.
Tujuan Manajemen Tenaga Kependidikan
Adapun tujuan
manajemen tenaga kependidikan secara umum:
1. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan
mempertahankan tenaga kerja yang cakap, dapat dipercaya, dan memiliki motivasi
tinggi.
2. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas
yang dimiliki oleh karyawan.
3. Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja
tinggi yang meliputi prosedur perekrutan dan seleksi yang ketat, sistem
kompensasi dan insentif yang disesuaikan dengan kinerja.
4. Menciptakan iklim kerja yang harmonis.
5. Mendayagunakan
tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang
optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan.
6. Untuk
mewujudkan keseragaman perlakuan dan kepastian hukum bagi tenaga kependidikan
sekolah dasar dalam melaksanakan tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung
jawabnya.
D. Prinsip-Prinsip Manajemen Tenaga
Kependidikan
Untuk
menjamin keberhasilan sebuah usaha maka manajemen haruslah dilaksanakan
berdasarkan prinsip-prinsip manajemen. Prinsip-prinsip manajemen adalah
dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Prinsip-prinsip dalam
manajemen sebaiknya bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai
dengan kondisi khusus dan situasi yang berubah-rubah. Prinsip
- prinsip umum manajemen terdiri dari:
1. Pembagian kerja (Division of work)
Dalam pembagian kerja perlu
diperhatikan penempatan orang-orang yang sesuai dengan keahlian, pengalaman,
kondisi fisik dan mental. Tujuan pembagian kerja adalah agar diperoleh hasil
kerja yang terbaik. Pembagian kerja dapat membantu pemusatan tujuan dan
merupakan alat terbaik untuk memanfaatkan individu-individu dan kelompok sesuai
dengan bidang keahliannya. Oleh karena itu, dalam penempatan personil dalam
organisasi atau karyawan dalam lembaga/perusahaan harus menggunakan prinsip the
right man in the right place.
2. Pemberian Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and responsibility)
2. Pemberian Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and responsibility)
Setiap personil atau karyawan yang ditempatkan pada
posisi pembagian tugasnya, harus dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan
pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab harus
seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang
sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula
pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya.
3. Memiliki Disiplin (Discipline)
3. Memiliki Disiplin (Discipline)
Disiplin merupakan perasaan
taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini
berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan
semestinya, maka disiplin akan hilang. Tertib atau disiplin akan meningkatkan
kualitas kerja, dan peningkatan kualitas kerja akan pula menaikkan mutu hasil kerja.
Dalam setiap organisasi, lembaga atau perusahaan akan berhasil seperti yang
diinginkan, maka haruslah menciptakaan aturan atau tata tertib yang mapan, dan
tata tertib tersebut haruslah dilakukan dengan penuh disiplin oleh seluruh
kompoten yang ada dalam organisasi, lembaga atau perusahaan tersebut.
4. Adanya Kesatuan Komando atau perintah (Unity of command)
Dalam organisasi atau
perusahaan, seorang pemimpin atau manajer harus memberikan perintah kepada bawahannya, harus jelas komando atau perintahnya.
Jika dalam organisasi atau perusahaan mempunyai jenjang struktur, perintah dari
pimpinan yang paling atas ke pimpinan di bawahnya harus satu bahasa dan satu
kesatuan perintah. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi overlap atau tumpang
tindih pemahaman yang diterima oleh bawahannya. Begitu juga dalam melakasanakan
pekerjaan dari atasannya, personil atau karyawan harus memperhatikan prinsip
kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik.
5. Adanya Kesatuan Arahan (Unity of direction)
Dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya, personil atau karyawan perlu diarahkan menuju tujuan yang
menjadi sasarannya. Seorang pemimpin atau manajer harus dapat memberi
pengarahan yang jelas terhadap anak buahnya. Kejelasan komunikasi dalam menyampaikan
pesan - pesan juga harus jelas
struktur kalimat yang digunakan, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas
kepentingan sendiri
Setiap komponen organisasi,
lembaga atau perusahaan baik pimpinan atau personil/karyawan harus mengabdikan
kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi atau perusahaan. Hal semacam itu merupakan suatu syarat yang sangat penting
agar setiap kegiatan berjalan dengan lancar sehingga tujuan yang direncanaakan
dapat tercapai dengan baik.
7. Adanya Pemberian Kesejahteraan atau gaji
pegawai
Imbalan kerja, upah, gaji atau
apapun namanya, bagi setiap personil organisasi, lembaga atau perusahaan,
merupakan kompensasi yang menentukan terwujudnya kelancaran dalam bekerja.
Karyawan atau staf yang memliki perasaan cemas, tertekan dan kekurangan dalam
kebutuhan hidup sehari-harinya akan sulit berkonsentrasi terhadap tugas dan
kewajibannya sehingga dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam bekerja. Oleh
karena itu, dalam prinsip pemberian kesejahteraan, imbalah atau penggajian
harus dipikirkan bagaimana agar karyawan dapat bekerja denganrasa senang,
tenang dan nyaman.
8. Adanya Pemusatan Wewenang (Centralization)
Pemusatan wewenang akan
menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab
terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang tertinggi atau manajer
puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang,
melainkan untuk menghindari kesimpangsiuran wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan
wewenang (delegation of authority)
9. Adanya Hirarki (tingkatan)
Pembagian kerja menimbulkan
adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup
luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang
berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya
hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus
bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah.
10. Adanya Keadilan dan kejujuran
Keadilan dan kejujuran
merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Manajer yang adil dan jujur akan menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya
untuk melakukan keadilan dan kejujuran pada bawahannya. Keadilan dituntut
misalnya dalam penempatan tenaga kerja yang harus benar-benar dipertimbangkan
berdasarkan pendidikan, pengalaman dan keahlian seseorang. Kecuali itu keadilan
juga dituntut dalam pembagian upah, sesuai berat ringannya pekerjaan dan
tanggungjawab seseorang.
11. Adanya Stabilitas kondisi karyawan
Dalam setiap kegiatan
kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan
dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang
baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan.
12. Adanya Prakarsa (Inisiative)
Prakarsa timbul dari dalam
diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Jadi dalam prakarsa terhimpun
kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena
itu, setiap prakarsa yang datang dari karyawan harus dihargai. Prakarsa
(inisiatif) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya
manusia butuh penghargaan. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan
merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja.
13 Semangat kesatuan dan semangat korps
Setiap karyawan harus memiliki
rasa kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat
kerja sama yang baik. Semangat kesatuan akan lahir apabila setiap
karyawan mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain
dan karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki
kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de corp).
C. Ruang Lingkup Manajemen Kependidikan
Manajemen tenaga kependidikan
(guru dan personil) mencakup:
1. Perencanaan pegawai
Merupakan kegiatan
untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik secara kuantitatif maupun kualitatif
untuk sekarang dan masa depan. Penyusunan rencana personalia yang baik dan
tepat memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tentang pekerjaan atau tugas
yang harus dilekukan dalam organisasi. Karena itu, sebelum menyusun rencana
perlu dilakukan analisis pekerjaan dan analisis jabatan untuk memproleh
deskripsi pekerjaan (gambaran tentang tugas-tugas dan pekerjaan yang harus
dilaksanakan).
2.
Pengadaan Pegawai
Merupakan kegiatan
untuk memenuhi kebutuhan pegawai pada suatu lembaga baik jumlah maupun
kualitasnya. Untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan, dilakukan
kegiatan recruitment, yaitu usaha untuk mencari dan mendapatkan calon-calon
pegawai yang memenuhi syarat sebanyak mungkin, untuk kemudian dipilih calon
terbaik dan tercakap. Pengadaan personel dilakukan pada dasarnya karena tuntutan
atau alasan-alasan :
1. Ada perluasan pekerjaan karena mekarnya lembaga/sekolah dan tambah besarnya
beban tugas.
2. Ada mutasi pegawai. Sehingga dapat dikatan perlu adanya pengisian formasi
pegawai yang kurang.
3. Pembinaan dan Pengembangan Pegawai
Yaitu usaha-usaha
yang dilakukan untuk memajukan dan meningkatkan mutu serta efisiensi kerja
seluruh tenaga kerja personalia yang berada di lingkungan sekolah baik tenaga
edukatif maupun administratif. Kegiatan pembinaan dan pengembangan ini tidak
hanya menyangkut aspek kemampuan tetapi juga menyangkut karier pegawai.
4. Penempatan dan Penugasan Pegawai
Prinsip dasar penempatan dan penugasan
pegawai adalah kesesuain tugas dengan kemampuan yang dimiliki pegawai tersebut
(the right man on the right place).
5. Promosi dan Mutasi Pegawai
Promosi pegawai,
diartikan sebagai kenaikan pangkat yang merupakan salah satu jenis usaha
peningkatan dan pembinaan, yang meliputi sistem karier dan sistem prestasi
kerja :
a) Sistem
karier adalah suatu sistem kepegawaian dimana untuk pengangkatan pertama
didasarkan atas kecakapan yang bersangkutan, sedang dalam pengembanganya lebih
lanjut, masa kerja, pengalaman, kesetaan, pengabdian, dan syarat-syarat objektif
lainya juga turut menentukan.
b) Sistem
prestasi kerja adalah suatu system kepegawaian dimana untuk pengangkatan
seseorang dalam suatu jabatan didasarkan atas kecakapan dan prestasi yang
dicapai oleh orang yang diangkat itu.
6. Pemberhentian Pegawai
Merupakan fungsi
personalia yang menyebabkan terlepasnya pihak organisasi dan personil dari hak
dan kewajiban sebagi lembaga tempat bekerja dan sebagai pegawai. Untuk
selanjutnya mungkin masing- masing pihak terikat dalam perjanjian dan ketentuan
sebagai bekas pegawai dan bekas lembaga tempat kerja. Dalam kaitannya dengan
tenaga kependidikan di sekolah, khususnya pegawai negeri sipil.
7. Kompensasi
Merupakan balas
jasa yang diberikan organisasi kepada pegawai, yang dapat dinilai dengan uang
dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap. Pemberian kompensasi,
selain dalam bentuk gaji, dapat juga berupa tunjangan, fasilitas perumahan,
kendaraan dan lain-lain. Masalah
kompensasi merupakan salah satu bentuk tantangan yang harus dihadapi manajemen.
Dikatan tantangan karena imbalan oleh para pekerja tidak lagi dipandang semata
– mata sebagai alat pemuas kebutuhan meterialnya. Akan tetapi sudah dikaitkan
dengan harkat dan martabat manusia.
8. Penilaian
Pegawai
Penilaian tenaga
kependidikan difokuskan pada prestasi individu dan peran sertanya dalam
kegiatan sekolah. Penilaian ini tidak hanya penting bagi sekolah, tetapi juga
bagi pegawai itu sendiri. Bagi para pegawai, penilaian berguna sebagai umpan
balik berbagai hal, seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensi yang
pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan jalur, rencana, dan
pengembangan karir. Bagi sekolah, hasil penilaian prestasi kerja tenaga
kependidikan sangat penting dalam pengambilan keputusan berbagai hal, seperti
identifikasi kebutuhan program sekolah, penerimaan, pemilihan, pengenalan,
penempatan, promosi, system imbalan dan aspek lain dari keseluruhan proses
sumber daya manusia secara efektif.
Berikut beberapa
unsur yang dinilai dalam penilaian pegawai : kesetiaan, prestasi kerja,
tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajemen tenaga kependidikan
adalah rangkaian kegiatan menata tentang kependidikan mulai dari merencanakan, membina, hingga pemutusan
hubungan kerja agar dapat menyelenggarakan pelaksanaan pendidikan secara
efektif dan efisien. Proses manajemen tenaga kependidikan mencakup tenaga personalia
menjadi salah satu proses penting dalam pelaksanaan pembelajaran karena sudah
terspesifikasi melalui proses panjang.
Proses manajemen tenaga
kependidikan mencakup proses perencanaan pegawai, pengadaan pegawai, pembinaan
dan pengembangan pegawai, penempatan dan penugasan pegawai, promosi dan mutasti
pegawai, pemberhentian pegawai, kompensasi dan penilaian keseluruhan kinerja
pegawai. Semua proses tersebut telah dikelola dengan baik oleh manager secara
keseluruhan.
DAFTAR RUJUKAN
- Online, (http://smansabetungoke.blogspot.com/2010/07/manajemen-ketenagaan.html), diakses pada tanggal 18 Maret 2012.
- Online, (http://jawaampuh.blogspot.com/2012/01/manajemen-tenaga-kependidikan.html),
diakses pada tanggal 18 Maret 2012.
- Online,
(http://nayukpuspita-ap.blogspot.com/2011/01/prinsip-prinsip-manajemen-pendidikan.html),
diakses pada tanggal 18 Maret 2012.
- Online, (http://niesya07.wordpress.com/category/manajemen-tenaga-pendidikan/),
diakses pada tanggal 18 Maret 2012.
- Online,
(http://meysiska.blogspot.com/2009/05/manajemen-tenaga-kependidikan.html),
diakses pada tanggal 18 Maret 2012.
- Online, (http://elfalasy88.wordpress.com/2010/11/30/manajemen-tenaga-pendidik-dan-tenaga-kependidikan/),
diakses pada tanggal 18 Maret 2012.
- Online,
(http://elsaedutechstudy.blogspot.com/2011/12/manajemen-tenaga-personalkependidikan.html), diakses pada tanggal 18 Maret 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar